Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Bisa Kura-kura Hidup Tanpa Tempurungnya?

KOMPAS.com - Kura-kura dan juga penyu identik dengan tempurung yang melekat pada tubuhnya. Namun pernahkah terpikir apa yang akan terjadi jika bagian tubuh itu hilang, apakah bisa hewan reptil tersebut tetap hidup?

Dilansir dari Science ABC, Senin (13/3/2023) bagi kura-kura dan penyu, tempurung adalah alat perlindungan bagi mereka. Faktanya reptil tersebut sangat bergantung pada tempurungnya untuk bertahan hidup.

Selain itu secara anatomi, tempurung kura-kura dan penyu benar-benar membentuk kerangka mereka, menyatukan kerangka luar ke tulang rusuk dan tulang belakang, maka tidak mungkin memisahkannya dari tubuh kura-kura.

Sebagian besar kura-kura darat akan memiliki tempurung besar dengan tekstur keras.

Selain itu, bentuk tempurung kura-kura cenderung melengkung tinggi yang memberi mereka perlindungan dari cuaca serta predator yang ingin menggigit.

Sebaliknya, penyu yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut, akan memiliki tempurung licin dan tidak terlalu bulat yang dapat membantu mereka berenang dengan lancar.

Fungsi tempurung kura-kura dan penyu

Perlindungan tubuh tampak seperti alasan utama reptil tersebut berevolusi untuk menumbuhkan tempurung, tetapi para ilmuwan malah berpikir sebaliknya,

Studi evolusi menunjukkan bahwa kura-kura mengembangkan tempurung untuk menggali lebih efisien.

Tampaknya, tempurung kura-kura berfungsi untuk memberi mereka cukup dukungan untuk mencakar pasir dengan kaki depan mereka.

Ilmuwan pun berhipotesis, nenek moyang kura-kura menggali jalan mereka dari darat ke laut sehingga lolos dari era kepunahan massal pada periode Permian/Trias.

Hipotesis itu mengilustrasikan perjalanan evolusi tempurung kura-kura yang membantu nenek moyang reptil ini menggali dan kini berfungsi melindungi mereka dari pemangsa.

Jika tempurung kura-kura rusak

Kura-kura atau penyu akan merasakan sakit yang luar biasa bila tempurungnya pecah, mirip dengan rasa sakit yang akan dirasakan manusia saat tulangnya patah.

Lubang pada tempurung, akibat kekurangan kalsium dan kekurangan vitamin D dapat memengaruhi pertumbuhan normal kura-kura, membuat hewan ini rentan terhadap berbagai penyakit.

Berhubung tulang adalah jaringan hidup, kompromi apa pun pada strukturnya dapat membukanya terhadap infeksi bakteri jamur atau virus. Ini selanjutnya akan membahayakan sistem kehidupan hewan lainnya.

Namun kabar baiknya adalah tempurung kura-kura maupun penyu dapat sembuh seiring waktu tetapi selalu lebih baik jika dapat segera diobati.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/14/100000123/apakah-bisa-kura-kura-hidup-tanpa-tempurungnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke