Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mirip Manusia, Anjing Bisa Terkena Demensia

KOMPAS.com - Penelitian baru menunjukkan anjing bisa terkena demensia. Studi juga menemukan bahwa anjing menghadapi risiko demensia yang semakin tinggi setiap tahun setelah usia 10 tahun.

Namun risiko terkena demensia ini lebih rendah pada anjing yang aktif secara fisik tetapi bisa jadi lebih tinggi bagi mereka yang memiliki riwayat masalah mata atau telinga.

Temuan ini adalah yang terbaru dari Dog Aging Project, sebuah insiatif yang disebut sebagai studi kesehatan anjing paling ambisius di dunia.

Dikutip dari Gizmodo, Senin (29/8/2022) studi ini menganalisis data survei dari 15.000 anjing pemilik anjing yang dikumpulkan dari akhir 2019 hingga 2022.

Dalam survei, pemilik dimintai keterangan mengenai kesehatan umum dan gaya hidup anjing serta kognisi mereka.

Satu survei juga menanyakan kepada pemilik apakah anjing mereka menunjukkan kemungkinan gejala disfungsi kognitif anjing seperti apakah anjing mengalami kesulitan mengingat wajah atau kesulitan tidur.

Dari situ peneliti menemukan kemungkinan demensia yang didiagnosis meningkat sebesar 68 persen untuk setiap tahun pada anjing yang melewati usia 10 tahun.

Dan ketika mempertimbangkan faktor lain seperti masalah kesehatan dan ras, kemungkinan demensia masih meningkat masing-masing sebesar 52 persen tahun anjing setelah usianya 10 tahun.

Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa anjing yang lebih tua memiliki risiko demensia.

Meski bisa menyerang anjing muda atau usia berapun tetapi faktor usia tua tetap menjadi faktor risiko terbesar.

Namun bukan berarti ini tak bisa dicegah. Di antara anjing dari jenis, usia, dan kesehatan umum yang sama, anjing enam kali lebih rendah terkena demensia jika mereka aktif secara teratur.

Hanya saja, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa penelitian pada manusia anjing dengan riwayat kondisi neurologis, telinga, atau mata juga memiliki risiko demensia yang lebih tinggi.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa temuan ini bersifat observasional dan sekarang didasarkan pada satu momen dalam waktu, yang berarti bahwa mereka tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat yang jelas antara faktor-faktor yang terkait ini.

"Perlu studi tambahan yang mengeksplorasi lebih lanjut faktor-faktor yang akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fungsi kognitif anjing," tulis para peneliti.

Seiring berjalannya proyek, para ilmuwan juga akan dapat mulai mengumpulkan jenis data jangka panjang yang dapat lebih baik membangun hubungan sebab-akibat yang jelas antara demensia dan faktor-faktor risiko ini.

Lebih lanjut mengingat kesejajaran yang kita lihat antara anjing dan kesehatan otak manusia, peneliti menambahkan anjing mungkin suatu hari nanti bisa menjadi model hewan yang penting untuk lebih memahami penuaan dan demensia pada manusia.

Penelitian yang menunjukkan anjing bisa terkena demensia ini telah diterbitkan di jurnal Scientific Reports.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/30/120200423/mirip-manusia-anjing-bisa-terkena-demensia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke