Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terinfeksi PMK Kebo Bule Keraton Surakarta Mati, Begini Perawatan Hewan Terpapar

KOMPAS.com - Seekor kebo bule atau kerbau betina berusia 20 tahun milik Keraton Surakarta mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) pada 21 Juli lalu.

Dilansir dari Antara, Sabtu (23/7/2032) hasil pemeriksaan menunjukkan kerbau tersebut terindikasi PMK, dan terdapat ujuh ekor kerbau lainnya yang juga terpapar penyakit ini.

Penyakit yang dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.

Penyakit ini menyebar luas di antara hewan ternak berkuku genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, dan unta.

Lantas, bagaimana perawatan hewan yang terpapar PMK?

Dituliskan dalam laman resmi Kabupaten Bogor, penyakit ini dapat menyebar sangat cepat dengan masa inkubasi atau masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejalanya selama 2-14 hari.

Apabila hewan ternak terindikasi terpapar PMK, maka untuk perawatannya dapat dilakukan pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.

Selain itu, kaki yang terinfeksi bisa diterapi menggunakan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat.

Hewan ternak pun bisa diberikan injeksi intravena perparat sulfamidine yang disinyalir efektif terhadap PMK.

Selama masa pengobatan, hewan yang terserang penyakit harus dipisahkan dengan hewan sehat.

Hewan yang tidak terinfeksi harus ditempatkan di tempat yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan, dengan memastikan kecukupan pangan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Pada kaki hewan ternak yang sehat bisa diolesi larutan cuprisulfat 5 persen setiap harinya selama satu minggu, kemudian terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk mencegah PMK pada ternak sapi.

Pencegahan penyebaran PMK

Pencegahan penyebaran penyakit PMK dapat dilakukan dengan dua cara yaitu biosekuriti dan medis.

Beberapa pencegahan secara biosekuriti sebagai berikut:

  1. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans
  2. Pemotongan kuku hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan-hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK
  3. Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju, dan lainnya)
  4. Musnahkan bangkai, sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi
  5. Tindakan karantina

Sementara pencegahan secara medis untuk daerah tertular dilakukan dengan vaksin virus aktif mengandung adjuvant.

Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strainPerawatan hewan terpapar PMK yang tengah mewabah.

Sedangkan untuk daerah bebas dilakukan pengawasan lalu lintas ternak dan pelarangan pemasukan hewan ternak dari daerah tertular.

Perawatan hewan terpapar PMK

Pengobatan hewan ternak yang terinfeksi PMK dapat menggunakan antibiotik, antipiretik, dan vitamin sebagai tindakan penanganan yang utama.

Selain itu, bisa diberikan pengobatan herbal menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan sebagai alternatif pengobatan luka.

Bawang putih, kunyit, daun kemangi, daun nima, madu, dan lainnya bisa dipakai sebagai antiseptik untuk mencegah infeksi dan mempercepat kesembuhan luka.

Bahan-bahan berupa sodium bicarbonat/soda abu atau soda kue bisa dijadikan sebagai pembersih luka sekitar bibir, lidah, dan kuku.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/23/170200723/terinfeksi-pmk-kebo-bule-keraton-surakarta-mati-begini-perawatan-hewan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke