Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inggris Disebut Berhasil Keluar dari Pandemi Covid-19 Pertengahan Januari, Ini Kata Ahli

KOMPAS.com - Pertengahan Januari 2022, Inggris diprediksi jadi negara pertama yang berhasil keluar dari pandemi Covid-19.

Sebagaimana dikutip dari The Times, (11/1/2022), pakar kesehatan publik London School of Hygiene and Tropical Medicine, Professor David Heymann mengatakan, tingkat kekebalan masyarakat Inggris di level sangat tinggi.

Sehingga, dia memprediksi virus corona di Inggris akan teratasi dan kembali ke pola penyebaran normal seperti infeksi lainnya.

Beberapa hari lalu pemerintah Inggris menghapus wajib masker, tetapi masih disarankan mengenakannya di ruang tertutup, saat ramai, dan bertemu orang asing.

Lantas, benarkah ada negara yang sudah bisa keluar dari pandemi Covid-19 saat ini?

Menjawab persoalan ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi M.EPid pun angkat bicara.

Dalam diskusi daring bertajuk Super Immunity on Covid-19: What and How?, Sabtu (22/1/2022), Nadia mengatakan, untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 itu adalah harapan semua negara dan masyarakat di seluruh dunia.

Kendati demikian, untuk mencapai target keluar dari pandemi Covid-19 tersebut tidak bisa dilakukan oleh Inggris atau satu negara saja.

Akan tetapi, pandemi Covid-19 bisa diselesaikan, jika banyak negara mampu mengatasi ini, dan kemungkinan nantinya akan keluar dari pandemi menjadi epidemi atau endemi secara bersamaan.

"Jadi sebenarnya, nggak bisa kalau cuma Inggris saja yang keluar dari pandemi Covid-19, tetapi negara-negara lain kasusnya (penularan) masih berlangsung dan terus meningkat sampai saat ini, ini masalah global, dan WHO nanti akan mengumumkan apakah pandemi ini berakhir atau tidak," kata Nadia.

Hal ini dikarenakan, pengkategorian level penyebaran penyakit ini sudah diklasifikasikan secara jelas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ada tiga tingkatan yang disebutkan oleh WHO berdasarkan penyebaran suatu penyakit, di antaranya yakni endemi, epidemi dan pandemi. Berikut penjelasannya.

1. Endemi 

Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit malaria di Papua. Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.

Apabila Inggris disebut dapat keluar dari pandemi Covid-19, maka penyakit ini semestinya memasuki tahapan sebagai endemi.

2. Epidemi

Epidemi merupakan tingkatan yang ditujukan ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut.

Adapun, contoh dari penyakit yang dinyatakan sebagai epidemi adalah Virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) di China pada tahun 2003, dan penyakit Ebola di Negara Afrika pada tahun 2014.

3. Pandemi

Pandemi merujuk kepada kondisi wabah penyakit yang terjadi serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas misalnya seluruh negara atau benua.

Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia. 

"Pandemi adalah suatu epidemi yang menyebar luas di level global," kata Nadia.

Contoh dari penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah HIV/AIDS dan pandemi Covid-19. Dahulu, influenza pernah menjadi penyakit kategori pandemi dan menyebar di seluruh dunia.

Situasi pandemi Covid-19 di dunia

Dari klasifikasi penyebaran penyakit menurut WHO tersebut, situasi penyakit Covid-19 saat ini belum memungkinkan untuk disebut epidemi atau endemi.

Berdasarkan data dari worldometers, per 25 Januari 2022, toal infeksi Covid-19 di dunia saat ini mencapai 355.624.103 kasus, dari laporan 225 negara.

Sekitar 5.623.215 kasus di antaranya meninggal dunia dan 282.296.276 kasus lainnya dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Saat ini kasus aktif yang tersebar di seluruh dunia ada 67.704.612 kasus Covid-19.

Amerika Serikat menyumbang kasus aktif tertinggi dengan total 27.238.138, diikuti negara India dengan 2.236.842 kasus aktif, kemudian Brazil diurutan dengan 1.659.612 kasus aktif.

Sementara, Inggris dan Perancis merupakan dua negara di kawasan Eropa yang memiliki kasus aktif berturut-turut 3.394.801 kasus dan 6.211.408 kasus.

Jumlah total kasus Covid-19 dan kasus aktif di beberapa negara tersebut jelas masih di atas Indonesia, di mana per 25 Januari 2022 ini Indonesia berada di posisi ke 16 dengan jumlah kasus aktif yakni 20.867 kasus Covid-19.

Kata epidemiolog soal pandemi Covid-19 di Inggris

Melihat situasi pandemi Covid-19 saat ini dan pernyataan pemerintah Inggris tersebut, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman pun menegaskan bahwa keputusan yang diambil oleh pemerintah itu tidaklah tepat.

"Ini keputusan yang selain kontroversial, juga tidak memiliki landasan ilmiah yang kuat, dan fakta yang  terjadi di lapangan adalah semakin buruk ya (kasus infeksi Covid-19 di dunia)," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (25/1/2022).

Menurut Dicky, kebijakan dan klaim terkait Inggris keluar dari pandemi Covid-19, yang diambil tersebut merupakan contoh buruknya manajemen pandemi yang dilakukan.

"Yang jelas Inggris buruk manajemen pandeminya, dari awal buruk. Boris Johnson ini dari sisi leadership tidak berbasis science, tapi lebih ke memulihkan ekonomi. Itu prioritasnya, dan memakan banyak korban," ujarnya.

Saat ini, kata Dicky, Inggris masih menjadi negara maju dengan tingkat kematian, infeksi, dan long Covid-19 yang terbilang tinggi di antara negara-negara maju lainnya.

"Bayangkan di antara negara-negara maju, kematian di Inggris akibat Covid-19 salah satu yang tertinggi, termasuk kasus infeksinya," kata dia.

Untuk diketahui, data per 25 Januari 2022 worldometers.info menunjukkan total kematian Covid-19 di Inggris mencapai 153.916 kasus.

"Long Covid yang terdata salah satunya yang tertinggi di Inggris ini," tambahnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/26/080100423/inggris-disebut-berhasil-keluar-dari-pandemi-covid-19-pertengahan-januari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke