Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setahun Erupsi Efusif Gunung Merapi, Ini Peta Bahaya Luncuran Awan Panas Guguran

Erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan yang kecil, sehingga hanya berupa lelehan yang berangsur keluar atau proses keluarnya magma terjadi dengan cara meleleh.

Aktivitas erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas, dan guguran lava.

Erupsi efusif terjadi karena magma di dalamnya bersifat basa dan memiliki kandungan gas yang sedikit.

Erupsi tipe ini dikatakan tidak menghasilkan ledakann yang dahsyat, tetapi cukup membuat masyarakat khawatir.

Informasi terkini atau update tentang pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi ini disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BBPTKG) melalui akun Instagramnya @bpptkg pada Selasa (11/1/2022).

Keresahan akan erupsi efusif Gunung Merapi yang sudah sampai setahun ini juga disampaikan oleh salah satu netizen yang ternyata warga disekitar Gunung Merapi.

"4 Januari 2021- 4 Januari 2022, sudah lebih dari setahun Merapi dalam fase erupsi efusif dg luncuran-luncuran material vulkanik jarak pendek sepanjang hari. Sbg warga Merapi, ini menadi fase erupsi efusif terlama yg pernah ku alami. Semoga Merapi tetap aman terkendali," tulis akun @dh44nu_nrd mengomentari update informasi tersebut.

Aktivitas Gunung Merapi 31 Desember 2021- 6 Januari 2022

BPPTKG selalu melaporkan perkembangan atau aktivitas mingguan Gunung Merapi yang telah berstatus level Siaga sejak 5 November 2020 ini.

Namun, untuk pekan ini BPPTKG belum mengeluarkan laporan hasil analisisnya. Akan tetapi, ada gambaran laporan aktivitas Merapi pada sepekan kemarin.

Dalam sepekan lalu, aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat ada sebanyak 31 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 135 kali gempa Fase Banyak (MP), 1029 kali gempa Guguran (RF), 38 kali gempa Hembusan (DG), dan 4 kali gempa tektonik (TT).

Dengan begitu, intensitas kegempaan pada minggu kemarin masih cukup tinggi.

Adapun, pada tanggal 1 Januari 2022, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 0,1 mm/jam selama 40 menit di Pos Kaliurang, tetapi tidak ada laporan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Peta bahaya luncuran awan panas guguran 

BPPTKG menginformasikan bahwa berbeda dengan erupsi-erupsi efusif Gunung Merapi sebelumnya, erupsi tahun 2021 ini memiliki 2 pusat erupsi yaitu di kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.

Kedua kubah lava ini terus tumbuh, hingga per tanggal 7 Januari 2022, volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 m3.

Sementara, kubah lava tengah sebesar 3.007.000 m3. Laju pertumbuhan kubah lava barat daya sebesar 5.700 m3/hari dan laju kubah lava tengah relatif tetap.

Lebih lanjut, BPPTKG menjelaskan, berdasarkan data volume kubah lava tersebut, telah dibuat model luncuran awan panas guguran sebagai salah satu bahan pembuatan peta potensi bahaya.

Berikut beberapa hasil pemodelan potensi bahaya dan kawasan yang harus waspada.

1. Kubah lava barat daya

Hasil pemodelan menunjukkan, apabila volume kubah lava barat daya sebesar 3 juta m3 longsor, maka akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Boyong, Bebeng, Krasak, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. 

2. Kubah lava tengah

Selanjutnya, untuk kubah lava tengah, apabila volume sebesar 1 juta m3 longsor, maka awan panas guguran akan mencapai jarak 5 kilometer ke arah Sungai Gendol.

3. Sektor selatan-barat daya

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka daerah potensi bahaya guguran lava dan awan panas guguran berada di sektor selatan-barat daya.

Kawasan di sektor selatan-barat daya ini meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dari puncak. 

4. Sektor tenggara

Kawasan yang berpotensi bahaya lainnya, yakni pada sektor tenggara pada Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan sungai Gendol sejauh 5 kilometer dari puncak.

"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut," kata BPPTKG.

"Sedangkan, bagi yang bermukim di luar daerah potensi bahaya, agar tetap menjaga kesiapsiagaan akan bahaya erupsi Gunung Merapi".

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/12/170500823/setahun-erupsi-efusif-gunung-merapi-ini-peta-bahaya-luncuran-awan-panas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke