Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Mikroplastik di Indonesia Selama tahun 2021, Ini Penjelasan Peneliti

KOMPAS.com - Mikroplastik masih menjadi persoalan yang masih belum tuntas dan terus mengancam lingkungan serta kesehatan makhluk hidup. Dari sebuah penelitian Ecoton menemukan fakta ternyata mikroplastik sudah tersebar di banyak sungai di Indonesia.

Mikroplastik adalah partikel kecil plastik berukuran kurang dari 5mm yang umumnya berasal dari pecahan atau degradasi plastik ukuran besar, hasil buangan limbah industri dan juga terdapat dalam produk-produk rumah tangga atau yang biasanya disebut microbeads.

Mikroplastik dapat mengganggu dan mengancam kesehatan lingkungan, termasuk di antaranya seperti terjadinya perubahan struktur geografis akibat deforestasi, cuaca ekstrem akibat perubahan iklim hingga pencemaran air yang salah satunya diakibatkan oleh sampah plastik.

Selain itu, mikroplastik dapat mengakibatkan gangguan hormon, mengganggu kualitas dan kuantitas sperma dan lain sebagainya.

Sampah plastik yang hanyut dan mengapung di permukaan air pada jangka waktu yang lama, akan menyebabkan timbulnya mikroplastik.

Beberapa kandungan yang ada dalam mikroplastik dan memiliki potensi bahaya yakni, Bisphenols-A, Phtalate.

Fakta mikroplastik di Indonesia 

Berikut beberapa fakta temuan penelitian Ecoton terkait kondisi saat  ini tentang mikroplastik di Indonesia selama setahun ke belakang ini.

1. Awal tahun 2021

Peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Eka Chlara Budiarti mengatakan, kondisi di awal tahun 2021 ini, diketahui bahwa pencemaran mikroplastik telah mengkontaminasi Perairan Utara dan Timur Jawa Timur. 

Ditemukan mikroplastik sebanyak 57 ± 87 partikel per 100 liter pada air dan 1.3 ± 8.2 partikel per ikan pada ikan. 

Sedangkan, pada perairan timur sebanyak 99 ± 136 partikel per 100 liter yang kemudian mengkontaminasi udang sebanyak 7.5 ± 11 partikel atau udang dan sebanyak 7.2  ± 21.6 partikel atau kerang.

Kemudian pada bulan maret 2021, Pintu air Tambak Wedi, Surabaya diselimuti oleh busa yang mencemari muara disana, selain kadar fosfat yang tinggi juga ditemukan kontaminasi mikroplastik sebanyak 20 partikel per 100 liter. 

2. Pertengahan tahun 2021

Fakta selanjutnya mengenai mikroplastik di Indonesia ini didapatkan dari kegiatan ekspedisi sungai oleh Ecoton di 4 sungai terbesar di Pulau Jawa yakni Bengawan Solo, Citarum, Ciliwung dan Brantas.

Eka menjelaskan, pada saat penelitian yang dilakukan oleh Ecoton juga menemukan beberapa faktanya pencemaran mikroplastik yang salah satunya dari limbah dari pabrik kertas.

Di antaranya seperti Pindo Deli 3, PT. RUM, Indah Kiat, Ekamas Fortuna dan Jaya Kertas dengan jumlah sebanyak 63 ± 339 partikel per 100 liter.

Lebih lanjut, kata dia, dalam kegiatan penyusuran juga mengidentifikasi sampel air sungai dan ikan untuk menemukan kontaminasi mikroplastik. Bahkan, ditemukan juga mikroplastik pada ikan.

Sebanyak 62 ± 198 partikel per 100 liter mikroplastik ditemukan pada sampel air sedangkan pada ikan terkandung mikroplastik 6 ± 120 partikel setiap ikan.

"Melihat temuan mikroplastik yang tersebar di sungai, tentunya partikel ini akan menuju ke laut," jelasnya.

Hal ini dikarenakan berdasarkan data penelitian Trihadiningrum pada tahun 2019, 80 persen pencemaran di sungai akan bermuara ke laut.

Bahkan, pada penelitian kolaborasi yang dilakukan Ecoton bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta pada akhir Agustus 2021, teridentifikasi awal persebaran mikroplastik hingga ke perairan lepas DKI Jakarta mulai dari muara hingga ke Kepulauan Seribu.

Dari data yang ada didapatkan sebanyak  79 ± 222 partikel per 100 liter mikroplastik terkandung dalam badan air.

3. Akhir tahun 2021

Penelitian mengenai mikroplastik di Indonesia ini tidak berhenti sampai pertengahan akhir tahun, tetapi juga dilanjutkan hingga akhir tahun 2021 ini.

Eka mengatakan, pada penelitian yang dilanjutkan pada akhir tahun 2021 diketahui bahwa pencemaran mikroplastik tidak hanya berada di Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk tertinggi, tetapi juga tersebasr ke beberapa wilayah Indonesia lainnya.

Kemudian, Ecoton dalam penelitiannnya membuat komunitas Relawan Sungai Nusantara. Komunitas yang dibuat ini dimaksudkan untuk bisa mendeteksi pencemaran mikroplastik di sungai luar Pulau Jawa.

"Mikroplastik yang berhasil diidentifikasi di wilayah seperti Bangka sebanyak 72 partikel per 100 liter," kata Eka.

Selain itu, di Lampung ditemukan 97 partikel per 100 liter, Ternate 82 partikel per 100 liter, Nusa Tenggara Timur (NTT) 122 partikel per 100 liter dan Pontianak 124 partikel per 100 liter.

Rekomendasi Ecoton untuk penanganan mikroplastik di Indonesia

Dengan temuan-temuan yang ada ini, Eka mengatakan bahwa fakta ini cukup mengkhawatirkan, sehingga ada beberpa rekomendasi Ecoton untuk penanganan mikroplastik yang tersebar di Indonesia ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/29/200300023/fakta-mikroplastik-di-indonesia-selama-tahun-2021-ini-penjelasan-peneliti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke