Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Apa Itu mRNA pada Vaksin Pfizer dan Moderna

Melansir National Human Genome Research Intitute, dikatakan Lawrence C. Brody, Ph.D., jenis RNA ini seperti kebanyakan RNA, dibuat dalam nukleus dan kemudian diekspor ke sitoplasma di mana mesin translasi - mesin yang benar-benar membuat protein, mengikat molekul mRNA ini dan membaca kode pada mRNA untuk membuat protein tertentu.

Jadi secara umum, satu gen, DNA untuk satu gen, dapat ditranskripsi menjadi molekul mRNA yang pada akhirnya akan membuat satu protein spesifik.

Selama beberapa dekade, para peneliti telah mempelajari vaksin berbasis mRNA. Ketertarikan pada vaksin mRNA ini terus berkembang, karena vaksin ini dapat dikembangkan di laboratorium menggunakan bahan yang tersedia.

Ini berarti, prosesnya dapat distandarisasi dan ditingkatkan, membuat pengembangan vaksin lebih cepat daripada metode pembuatan vaksin tradisional.

Menariknya, teknologi vaksin mRNA di masa depan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan untuk beberapa penyakit, sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin.

Tahun lalu, setelah informasi yang diperlukan terkait virus corona penyebab Covid-19 tersedia, para ilmuwan mulai merancang instruksi mRNA untuk sel membangun protein lonjakan unik menjadi vaksin mRNA.

Sebelumnya, vaksin mRNA juga telah dipelajari untuk flu, Zika, rabies, dan cytomegalovirus (CMV).

Pendekatan Baru untuk Vaksin

Meski demikian, vaksin mRNA masih dikatakan jenis vaksin baru untuk melindungi dari penyakit menular.

Jika umumnya, vaksin memasukkan virus yang dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh kita untuk memicu respons kekebalan, berbeda dengan vaksin mRNA.

Vaksin mRNA mengajarkan sel tubuh kita cara membuat protein—atau bahkan hanya sepotong protein—yang memicu respons imun di dalam tubuh.

Respons imun itu, yang akan menghasilkan antibodi, dan selanjutnya akan melindungi kita dari infeksi, jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Dua Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA

Seperti telah diberitakan Kompas.com, Jumat (16/7/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada vaksin Moderna dan vaksin Pfizer untuk digunakan di Indonesia.

Kedua vaksin Covid-19 ini, Moderna dan Pfizer, merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA).

Dibandingkan vaksin tradisional yang berisi virus yang dilemahkan, vaksin mRNA diketahui memiliki tingkat efikasi yang tinggi.

BPOM juga mengatakan, bahwa vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

Sementara vaksin Pfizer disebut memiliki efikasi hingga 100 persen pada remaja berusia 12-15 tahun.

"Efikasi vaksin Pfizer untuk orang usia 19 tahun ke atas mencapai 95 persen. Pada usia 12-15 tahun adalah 100 persen," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual (2/7/2021).

Cara Kerja Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA

Melansir CDC, vaksin Covid-19 berbasis mRNA akan memberikan instruksi kepada sel-sel tubuh untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari apa yang disebut protein lonjakan.

Protein lonjakan atau protein spike ini ditemukan di permukaan virus corona – yang bentuknya seperti paku yang menempel di sekeliling permukaan virus.

Berikut ini tiga langkah cara kerja vaksin Covid-19 berbasis mRNA:

Pertama, vaksin mRNA Covid-19 diberikan di otot lengan atas. Setelah instruksi (mRNA) berada di dalam sel otot, sel akan menggunakannya untuk membuat potongan protein. Setelah potongan protein dibuat, selanjutnya sel memecah instruksi dan membuangnya.

Kedua, sel menampilkan potongan protein di permukaannya. Sistem kekebalan tubuh kita mengenali bahwa protein tidak seharusnya ada di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19.

Terakhir, tubuh telah belajar bagaimana melindungi diri dari infeksi virus corona di masa depan. Manfaat vaksin mRNA, seperti semua vaksin, adalah mereka yang divaksinasi mendapatkan perlindungan ini, tanpa harus mengambil risiko dan konsekuensi serius dari infeksi-19.

Sebagai catatan, vaksin mRNA tidak memengaruhi atau berinteraksi dengan DNA di dalam tubuh. Ini karena mRNA tidak pernah memasuki inti sel yang merupakan tempat DNA berada.

Dua vaksin Covid-19 yang menggunakan teknologi mRNA, yaitu Pfizer dan Moderna disebut sebagai vaksin Covid-19 paling kuat.

Bahkan, pengembang vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech mengklaim dosis ketiga vaksin Pfizer mampu meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/03/201018623/mengenal-apa-itu-mrna-pada-vaksin-pfizer-dan-moderna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke