Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kelainan Genitalia Bawaan pada Penis hingga Buah Zakar

Kasus kelainan genital karena bawaan lahir, umumnya terjadi akibat pembentukan organ genitalia yang tidak sempurna selama bayi dalam kandungan.

Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI, Dr dr Irfan Wahyudi SpU(K) mengatakan, proses pembentukan organ genitalia ini melibatkan banyak faktor.

Di antaranya faktor genetik seperti kromosom seks, faktor gonad, hormon, hingga reseptor hormon.

"Gangguan pada salah satu atau beberapa faktor dalam proses pembentukan ini akan dapat menyebabkan kelainan genital," kata Irfan dalam diskusi daring bertajuk Peran Orang Tua dalam Deteksi Dini dan Mencari Penanganan Medis yang Tepat, Jumat (4/6/2021).

Dikatakan Irfan, kelainan bawaan genitalia yang cukup sering terjadi salah satunya yaitu testis yang tidak turun (undescensus testis).

Diketahui bahwa kejadian kelainan bawaan genitalia testis tidak turun ini, terjadi pada 1 persen kelahiran anak laki-laki.

Tetapi, perlu diketahui bahwa kelainan genital pada anak laki-laki umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelainan pada penis dan buah zakar.

Kelainan genital pada penis

Untuk kelainan pada penis, variasi kelainannya meliputi beberapa hal berikut.

1. Kulit penis menutupi lubang kencing (fimosis)

Kasus kulit penis menutupi lubang kencing atau fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir, masih dianggap sebagai kasus normal sampai usia anak 3 tahun.

Seiring perkembangan usia, pada 90 persen anak laki-laki dengan fimosis, lubang kencing tersebut akan terbuka dan terlihat.

"Orangtua tidak perlu terlalu khawatir, tetapi terus melakukan pemeriksaan genital anak," kata dia.

Namun, jika pada fase tersebut timbul infeksi, sulit kencing, sampai membentuk balon gelembung saat anak buang air kecil, orangtua harus membawa anaknya ke dokter.

"Pengobatannya dengan cara memaparkan lubang kencing dari penempelan kulit penis dan memberikan salep. Jika upaya ini tidak efektif, perlu dilakukan sunat," ujarnya.

2. Ukuran penis kecil (mikropenis)

Kasus kedua dari kelainan genital bawaan ini adalah ukuran penis yang kecil, yakni di bawah -2,5 dari standar deviasi dari rentang panjang penis normal sejak bayi atau anak.

Mikropenis terjadi dengan sendirinya, tetapi kondisi mikropenis dapat disertai dengan penyakit lainnya.

Mikropenis dapat terjadi pada anak jika orang tua memiliki keturunan penyakit kelainan hormon (kondisi bawaan) yang dapat memengaruhi pertumbuhan organ genital pada anak.

Gejala utama dari kondisi mikropenis adalah panjang penis kurang dari 1.9 cm pada bayi yang baru lahir, padahal seharusnya panjang penis pada umumnya adalah 3.5 cm.


3. Penis tidak muncul (buried penis)

Kasus selanjutnya adalah penis yang tidak muncul atau tenggelam (burried penis).

Kasus tersebut biasanya diamati pada lapisan lemak perut bawah yang agak tebal, dekat kelamin. Pada kasus itu, penis tertaik masuk ke dalam perut.

Irfan berkata, orang tua biasanya menduga penis anaknya kecil, padahal sebenarnya tenggelam atau tertarik oleh jaringan di bawah kulit.

Pengobatannya bisa dengan sunat, tetapi berbeda dengan sunat pada umumnya, karena memerlukan teknik rekonstruksi khusus dengan cara membebaskan bagian yang menarik penis agar lepas.

4. Lubang penis tidak pada tempatnya (hipospadia)

Kasus kelainan pada penis yang terakhir adalah hipospadia atau lubang kencing tidak berada diujung penis.

Pada kondisi ini, lubang kencing bisa berada sedikit di bawah ujung dari glans penis, di batang penis atau di daerah kantung zakar (skrotum).

Kelainan genital pada buah zakar

Irfan menjelaskan, kelainan genital pada buah zakar kasusnya ada dua yakni buah zakar yang tidak turun dan retraktil testis.

1. Testis tidak turun (undescensus testis atau kriptorkismus)

Sejak dalam kandungan, testis berada di dalam perut. Seiring perjalanan waktu, testis akan turun ke dalam kantong menjelang minggu-minggu kelahiran. 

Jika prosesnya terganggu, testis akan tertahan di posisi yang tidak seharusnya. 

Kantong zakar kanan dan kiri berbeda kerena satu terisi dan satunya kosong. 

2. Retraktil testis

Sementara itu, pada retraktil testis, testis dapat naik turun, kadang berada di dalam kantong zakar, kadang naik.

Kondisi itu biasanya membaik dengan sendirinya. Meski begitu, volume dan ukuran testis perlu dipantau setahun sekali. 

Dengan bertambahnya usia, diharapkan volume testis juga bertambah.

Cara menghadapi kelainan genital bawaan

Irfan menegaskan, kelainan genital pada anak merupakan sesuatu yang mudah dilihat, diraba, dan diobservasi dengan kedua mata. 

Orangtua mempunyai peran penting untuk ikut mengenali kelainan genitalia anaknya, khususnya di awal 2 tahun pertama kehidupan saat mereka membantu memandikan, mengganti popok hingga mengajari toilet training.

"Meskipun kasus seperti itu lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, tidak tertutup kemungkinan anak perempuan bisa mengalaminya," kata dia.

Jika ada kecurigaan, segera periksakan ke dokter agar mendapat tindakan segera dan tepat. 

Jangan sampai telat, sehingga berakibat anak mulai mengalami kebingungan akan identitas gendernya ataupun mengalami gangguan psikologis.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/06/100500223/mengenal-kelainan-genitalia-bawaan-pada-penis-hingga-buah-zakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke