Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi Kebutaan di Indonesia, Donor Mata Bukan Diambil Bola Matanya

KOMPAS.com - Para ahli mengajak masyarakat agar tidak khawatir atau takut jika ingin mendonorkan mata untuk membantu sesama yang sedang berjuang melawan potensi kebutaan.

Berdasarkan hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB), ada delapan juta orang mengalami gangguan penglihatan di Indonesia.

Sekitar 1,6 juta yang menderita kebutaan, dan 6,4 juta lainnya menderita gangguan penglihatan skala sedang hingga berat.

Survei itu dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dalam kurun 2014 hingga 2016.

Salah satu dari empat penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia adalah kerusakan kornea. 

Dewan Pengawas LEBJ, dr Johan Arif Hutauruk SpM(K) mengatakan, jumlah penderita kebutaan akibat kerusakan kornea, baik karena infeksi maupun kecelakaan, mencapai sekitar 275.000 orang saat ini.

Hal ini sangat berbanding terbalik dengan ketersediaan donor mata yang ada.

Pada tahun 2019, jumlah pendonor yang tercatat di LEBJ hanyalah sekitar 100 orang.

Johan menyebutkan, angka ini masih sangat jauh bila dibandingkan dengan donor kornea mata di bank mata nasional negara lain.

Seperti di Amerika Serikat, di tahun yang sama (2019), jumlah pendonor kornea yang ada tercatat adalah sebanyak 85.000 pendonor.

Ada beberapa faktor yang membuat ketimpangan antara jumlah donor mata dan pasien di Indonesia ini masih terjadi.

1. Kurangnya literasi masyarakat terkait bank mata Indonesia

Menurut Johan, masih minimnya jumlah pendonor kornea mata di Indonesia ini dikarenakan ketidaktahuan masyarakat soal keberadaan bank mata.

“Berbeda dengan bank darah, orang sudah banyak tahu soal itu, sedangkan bank mata belum banyak yang tahu. Padahal, ketika orang sudah meninggal, kornea matanya bisa diberikan ke bank mata untuk menolong orang yang membutuhkan,” terang Johan dalam wawancara via telepon dengan Kompas.com, Rabu (11/11/2020). 

2. Donor kornea dikira akan diambil bola matanya

Faktor ketidaktahuan adanya bank mata di Indonesia itu, kata Johan, juga diperparah dengan anggappan tabu soal donor mata.

Ia mengakui, tidak sedikit orang memiliki kepercayaan bahwa rohnya tidak akan diterima di surga jika anggota tubuhnya tidak lengkap saat dimakamkan.

"Nanti di surga akan buta. Belum lagi ada dugaan keliru beredar kalau proses pendonoran akan mengambil keseluruhan bola mata," jelasnya.

Padahal, pada saat pendonoran mata dilakukan, yang diambil hanyalah kornea dan sklera (bagian putih mata) yang berukuran sekitar 3-4 mm.

"Prosesnya pun diambil oleh teknisi bank mata," tegasnya.

Kepala LEBJ, dr Sharita R Siregar SpM(K) menambahkan, masyarakat perlu mengetahui bahwa kornea mata merupakan bagian terluar bola mata yang berbentuk mirip dengan lensa kontak, berukuran tipis dan berwarna bening.

Itu artinya, kata Sharita, bagian yang diambil saat pendonoran hanya sebagian kecil saja, bukan satu bola mata.

Semua orang bisa jadi pendonor

Semua orang sebenarnya bisa melakukan donor mata ini, termasuk orang yang pernah menjalankan operasi katarak pun bisa melakukan itu.

Hanya saja, pendonor haruslah dinyatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular diantaranya seperti HIV, Hepatitis B, dan sifilis.

Soal persyaratan untuk menjadi pendonor, Sharita mengatakan calon pendonor hanya perlu mendaftar ke LEBJ melalui situs web www.jec.co.id/lebj. 

Namun, sebelum itu, calon pendonor harus menginformasikan keputusannya tersebut kepada pihak keluarga terlebih dahulu. 

Setelah tahapan tersebut, Kartu Tanda Penduduk (KTP) pendonor akan ditempelkan stiker hologram yang menjadi penanda ia telah terdaftar sebagai pendonor.

“Saat pendonor meninggal, keluarga atau kerabat dapat menghubungi hotline yang ada di hologram tersebut untuk kemudian dilakukan proses transplantasi kornea mata,” jelas Sharita. 

Bergerak bersama atasi kebutaan di Indonesia

Melihat kondisi kebutaan yang prevalensinya terus meningkat di Indonesia ini, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk turut andil untuk menyalurkan donasi sebesar Rp 250 juta kepada LEBJ.

Pemberian donasi tersebut dilakukan secara virtual pada Rabu (11/11/2020), yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 perusahaan jamu dan obat herbal itu.

“Hari ini adalah HUT ke-69 Sido Muncul, saya, keluarga, dan seluruh karyawan bersyukur kepada Tuhan karena mampu bertahan hingga saat ini. Kami memperingati ulang tahun ini dengan membantu yayasan Lions Eye Bank Jakarta untuk pertama kalinya,” kata Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat.

Menanggapi hal tersebut, Johan mengatakan bantuan Sido Muncul sangat bermanfaat bagi LEBJ. Bantuan tersebut nantinya akan disalurkan ke Eye Bank Association of America (EBAA) untuk membantu operasi kornea bagi pasien yang tidak mampu.

Bahkan, Johan menambahkan, pihaknya berencana menulis nama Sido Muncul di dinding Donor Recognition Wall agar selalu ingat dengan jasa perusahaan tersebut. 

“Tulisan itu juga akan dipampang di pintu masuk Lions Eye Bank Jakarta," kata Johan.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/13/080000623/atasi-kebutaan-di-indonesia-donor-mata-bukan-diambil-bola-matanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke