Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejak 5 Agustus, Rentetan Gempa Sumba Mencapai 112 Kali

KOMPAS.com - Sabtu (8/8/2020), wilayah Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya diguncang rentetan gempa tektonik signifikan yang dirasakan oleh masyarakat.

Adapun rentetan gempa tersebut adalah sebagai berikut:

  • Gempa pertama, berkekuatan M5,0 pada pukul 17.17.52 WIB dengan episenter pada koordinat 9.74 LS,119.07 BT dengan kedalaman 10 km.
  • Gempa kedua, berkekuatan M5,5 pada pukul 17.23.32 WIB dengan episenter pada koordinat 9.94 LS,119.02 BT dengan kedalaman 10 km.
  • Gempa ketiga, berkekuatan M5,5 pada pukul 17.45.51 WIB dengan episenter pada koordinat 9.90 LS,119.01 BT dengan kedalaman 10 km.

Ketiga episenter gempa tersebut terletak di laut pada arah Barat Daya Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT pada kedalaman 10 km.

Guncangan rangkaian gempa ini dirasakan paling kuat di daerah Tambolaka yang mencapai skala intensitas IV MMI di mana guncangan dirasakan oleh orang banyak hingga beberapa warga sempat berlarian keluar rumah.

Sementara itu warga di Waingapu, dan Waikabubak juga merasakan guncangan kuat mencapai skala intensiats III-IV MMI.

Sedangkan di Labuan Bajo, Bima, dan Dompu guncangan mencapai skala intensitas III MMI yang dirasakan seakan-akan ada truk lewat.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Sementara hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempaumi dan Tsunami BMKG Daryono, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ketiga aktivitas gempa yang terjadi masih berpusat pada kluster rangkaian gempa yang sama yang terjadi sejak 5 Agustus 2020 lalu.

Gempa utama (mainshock) berkekuatan M 5,5 terjadi pada pukul 15.27.12 WIB, 5 Agustus 2020.

Gempa saat itu juga dirasakan hampir di seluruh Pulau Sumba seperti di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu, dan Waitabula serta di Bima, NTB.

"Sehingga rentetan aktivitas gempa yang terjadi petang hari ini masih merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa susulan yang terjadi sejak 3 hari lalu," kata Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).

Hasil monitoring BMKG hingga 8 Agustus 2020 pukul 18.00 WIB, tercatat 112 kejadian gempa susulan, dengan aktivitas gempa dirasakan sebanyak 5 kali.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar/patahan lokal di dasar laut.

Hasil analisis mekanisme sumber ketiga gempa tersebut, menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan penyesaran turun (normal fault). Namun demikian sumber gempa ini belum terpetakan dalam peta tektonik.

Mitigasi gempa

"Semoga rentetan aktivitas gempa di Sumba ini segera berakhir dan tidak diikuti oleh gempa yang kekuatannya lebih besar," kata Daryono.

Daryono mengingatkan, wilayah Sumba dan sekitarnya merupakan daerah rawan gempa.
"Sehingga gempa dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi secara akurat kapan terjadinya," imbuhnya.

Namun demikian, diharapkan masyarakat dapat melakukan upaya mitigasi bila suatu waktu terjadi gempa.

Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa, dengan cara segera mencari perlindungan diri.

Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan bangunan tahan gempa dan membuat tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami, termasuk memahami konsep evakuasi mendiri tsunami.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/08/195828823/sejak-5-agustus-rentetan-gempa-sumba-mencapai-112-kali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke