Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bulan, Jupiter dan Saturnus Sejajar Malam Ini, Begini Cara Mengamatinya

KOMPAS.com - Menemani Anda yang biasa bergadang ataupun pencinta astronomi, dua fenomena konjungsi antar benda langit atau planet akan tampak di langit Indonesia malam ini jika cuaca mendukung.

Kedua fenomena tersebut adalah konjungsi Bulan dan Jupiter, serta konjungsi tripel (Bulan, Jupter dan Saturnus).

Berikut penjelasan lebih rincinya menurut ahli.

1. Konjungsi tripel: 21.00 WIB

Konjungsi atau kesejajaran tripel ini terjadi antara Bulan, Jupiter dan Saturnus.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging, mengungkapkan bahwa pada malam ini, Anda dapat mengamatinya pada pukul 21.00 WIB.

Anda dapat melihat fenomena benda langit ini dari arah Timur agak ke Tenggara. Bentuknya menyerupai segitiga tumpul.

"Salah satunya sudut tumpul. Sudut tumpul ini terletak di Jupiter," kata Emanuel kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).

Pada mekanismenya, Bulan akan bergerak perlahan mendekat ke Saturnus, sehingga pada pukul 00.00 WIB (9/6/2020) akan membentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring Bulan-Saturnus dan sudut siku-siku di Jupiter.

Fenomena ini dapat diamati di arah Tenggara dengan ketinggian sekitar 50 derajat di atas ufuk.

2. Konjungsi Bulan dan Jupiter: 22.37 WIB

Setelah konjungsi tripel antara Bulan, Jupiter dan Saturnus. Malam ini juga, fenomena konjungsi atau kesejajaran Bulan dan Jupiter akan terjadi pada pukul 22.37 WIB, dengan sudut pisah sebesar 2,4 derajat.

Emanuel mengatakan, kesejajaran ini dapat teramati dari arah Timur agak ke Tenggara dengan ketinggian sekitar 60 derajat di atas ufuk.

Pada mekanismenya, Bulan berjarak 382.420 kilometer dari Bumi antar pusat ke pusat, dengan luasan piringan yang terkena cahaya sebesar 90,2 persen atau sudah memasuki fase Cembung Akhir.

Bagaimana mengamatinya?

Untuk mengamati kedua fenomena ini, Anda bisa melakukannya tanpa perlu alat bantuan optik.

"Kalau konjungsi planet dan bulan tidak perlu pakai teleskop, dilihat (dengan mata secara) langsung juga bisa, yang penting langit tidak berawan," jelas Emanuel.

Lalu, karena banyak orang bingung membedakan antara fenomena kesejajaran atau konjungsi dengan fenomena lainnya, Emanuel pun memberikan tips untuk menemukannya di langit.

Emanuel berkata bahwa pada saat konjungi, dua benda langit akan tampak saling berdekatan untuk periode yang cukup lama.

"Kalau berdekatan hanya lewat sejenak tentunya bukan konjungsi, tapi misalnya dalam semalam kelihatan berdekat terus (itu konjungsi atau kesejajaran)," ujar dia.

Sementara itu, terkait pengaruh fenomena konjungsi tehadap kondisi di Bumi, Anda bisa bernapas lega.

Emanuel berkata bahwa fenomena ini tidak memiliki pengaruh pada bumi. Konjungsi hanya menarik untuk diamati dan dijadikan edukasi bila Anda memiliki minat terhadap antariksa.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/08/120447423/bulan-jupiter-dan-saturnus-sejajar-malam-ini-begini-cara-mengamatinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke