Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Obat Percobaan Mampu Blokir Corona, Ilmuwan Uji pada Organoid

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona terus meningkat di dunia. Para ilmuwan tengah berjuang mencari obat dan vaksin untuk mengatasi Covid-19 ini.

Seperti yang dilakukan tim peneliti internasional yang telah menemukan obat percobaan yang secara efektif dapat memblokir pintu sel yang digunakan virus corona, SARS-CoV-2 untuk menginfeksi inangnya.

Temuan yang dipublikasikan di Cell ini diklaim dapat menjadi pengobatan yang mampu menghentikan infeksi awal virus corona baru.

Sedikitnya, virus corona telah memengaruhi lebih dari 981.000 orang dan menewaskan lebih dari 50.000 orang di seluruh dunia.

Aspek kunci dari SARS-CoV-2

Studi ini memberikan wawasan baru tentang aspek-aspek kunci dari dari SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Di antaranya bagaimana interaksi virus ini pada tingkat sel serta bagaimana virus corona dapat menginfeksi pembuluh darah dan ginjal.

"Kami berharap hasil penelitian ini memiliki implikasi untuk pengembangan obat baru untuk pengobatan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Penninger, profesor Fakultas Kedokteran di University of British Columbia seperti melansir Science Daily, Senin (6/4/2020).

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti gabungan dari berbagai perguruan tinggi di dunia.

ACE2, yakni protein di permukaan membran sel, sekarang berada di tahap tengah dalam wabah ini sebagai reseptor utama untuk spike glikoprotein dari SARS-CoV-2.

Dalam penelitian sebelumnya, Penninger dan rekan-rekannya di University of Toronto dan Institute of Molecular Biology di Vienna pertama kali mengidentifikasi ACE2.

Mereka menemukan pada organisme hidup, ACE2 adalah reseptor utama untuk SARS, penyakit pernapasan akibat virus yang diakui sebagai ancaman global pada tahun 2003.

Sementara wabah Covid-19 yang terus menyebar di dunia, tidak ada terapi antivirus yang terbukti secara klinis, atau pengobatan yang secara khusus menargetkan reseptor SARS-CoV-2, ACE2 pada tingkat molekuler.

Itu artinya, tidak ada amunisi pengobatan yang tersedia di layanan kesehatan untuk menghadapi infeksi virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 ini, terutama dalam kasus parah.

Dr. Art Slutsky, seorang ilmuwan di Keenan Research Centre for Biomedical Science of St. Michael's Hospital mengatakan studi baru yang dilakukan para peneliti ini menyediakan bukti langsung yang sangat diperlukan.

"Bahwa obat yang disebut APN01 atau angiotensin-converting enzyme 2-hrsACE2, berguna sebagai terapi antivirus untuk Covid-19," ungkap Dr. Slutsky yang juga profesor di University of Toronto, Kanada.

Saat ini, obat tersebut segera siap diuji klinis oleh perisahaan bioteknologi Eropa, Apeiron Biologics.

Peneliti gunakan organoid manusia

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan organoid manusia, yakni rekayasa replika dari pembuluh darah manusia dan ginjal.

Dalam kultur sel yang dianalisis dalam penelitian ini, hrsACE2 menghambat viral load dalam organoid yang tumbuh dari sel induk manusia.


Para peneliti menunjukkan bahwa virus dapat secara langsung menginfeksi dan menggandakan dirinya dalam jaringan ini.

Ini memberikan informasi penting tentang perkembangan penyakit dan fakta tentang kasus parah Covid-19 muncul dengan kegagalan multi-organ dan kerusakan kardiovaskular.

Tingkatan klinis pada hrsACE2 juga mengurangi infeksi SARS-CoV-2 dalam jaringan manusia yang direkayasa ini.

"Dengan menggunakan organoid memungkinkan kita menguji dengan cara yang lebih baik, sebab cara ini pernah dilakukan pada penyakit lain," imbuh Núria Montserrat, profesor ICREA di Institute for Bioengineering of Catalonia di Spanyol.

Montserrat menambahkan organoid dapat menghemat waktu yang dihabiskan untuk menguji obat baru pada manusia.

Lebih lanjut Penninger mengatakan virus corona yang menyebabkan Covid-19 merupakan saudara dekat virus SARS pertama.

Sebelumnya para peneliti ini telah membantu mengidentifikasi ACE2 dengan cepat sebagai gerbang masuk SARS-CoV-2, yang menjelaskan banyak tentang penyakit ini.

"Sekarang kita tahu, bentuk larut dari ACE2 yang menangkap virus, bisa jadi terapi yang sangat rasional, yang secara khusus menargetkan gerbang yang harus diambil oleh virus corona untuk menginfeksi kita. Ada harapan untuk pandemi yang mengerikan ini," jelas Penninger.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/06/163100623/obat-percobaan-mampu-blokir-corona-ilmuwan-uji-pada-organoid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke