Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investasi Tanah atau Rumah, Mana yang Bikin Untung?

Ada banyak jenis investasi mulai dari jangka pendek hingga panjang, salah satunya bidang properti.

Namun, berinvestasi di bidang properti seringkali dianggap sebagai sesuatu hal yang mahal dan hanya menjadi bisnis bagi orang kaya.

Jika memiliki modal yang cukup, tidak ada salahnya jika Anda mencoba memulai investasi di bidang properti.

Sebagai contoh, Anda membeli sebuah rumah yang fungsinya tak hanya dijadikan tempat tinggal, tetapi juga bisa digunakan sebagai aset dan investasi.

Apabila beberapa tahun lagi hendak dijual, pasti harganya akan jauh lebih tinggi ketimbang saat membelinya. 

Jenis investasi bidang properti pun bermacam-macam mulai dari rumah tapak atau landed house hingga tanah.

Dari kedua jenis properti tersebut, manakah yang lebih menguntungkan?

Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menjelaskan, baik tanah maupun rumah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dia mencontohkan, harga tanah di lokasi sunrise (cerah) bisa mengalami kenaikan 10-11 persen setiap tahun.

Selain itu, berinvestasi tanah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membangun dan jauh lebih murah ketimbang rumah.

Namun kekurangan dari investasi tanah adalah harus terus membayar pajak dan membuat pembatas atau patok seperti pagar agar tidak dirampas orang.

Tanah juga tidak memiliki penghasilan atau bahkan minus karena tidak ada bangunan di atasnya yang bisa dimanfaatkan.

"Dan juga ada unsur spekulasi. Karena, kita tidak bisa memperkirakan prospek tanah," ujar Panangian kepada Kompas.com, Senin (30/08/2021).

Membeli tanah pun memiliki beberapa kekurangan yaitu harus membayar secara cash (tunai).

Walaupun membeli tanah dengan pengembang, biasanya juga harus dibayar secara tunai keras.

Sementara rumah memiliki beberapa keuntungan ketimbang tanah yaitu sudah siap disewakan dan pemilik bisa mendapatkan penghasilan.

Hal ini disebabkan sudah ada bangunan di atas tanah untuk dijadikan tempat tinggal oleh penyewa.

Di sisi lain, kekurangan berinvestasi rumah adalah sulit untuk mencari penyewa, apalagi di  lokasi yang fasilitasnya terbatas.

Misalnya, tidak ada pusat perbelanjaan, perguruan tinggi, rumah sakit, dan masih banyak lagi.

Namun sejatinya, berinvestasi rumah dinilai menguntungkan jika seseorang menyewakan kepada orang lain.

Contohnya, Anda membeli rumah seharga Rp 500 juta dengan down payment (DP) 10 persen atau seharga Rp 50 juta, lalu menyewakannya kepada orang lain dengan cicilan Rp 4,5 juta per bulan.

Menurut Panangian, hal itu merupakan smart-investment (investasi pintar) karena cicilan rumah Anda dibayarkan oleh orang lain. Sedangkan keseluruhan aset yang dimiliki akan tetap menjadi milik Anda.

Panangian mengatakan, hal serupa juga berlaku bagi hunian vertikal atau apartemen dan rumah kontrakan.

"Nah, itu sama juga dengan smart-investment, karena kamu menggunakan uang orang lain demi kepentingan kamu," lanjutnya.

Rumah yang dicicil pembayarannya kepada pengembang, rumah kontrakan, serta apartemen merupakan investasi yang tepat bagi generasi milenial.

Sebab, modal yang dikeluarkan sangat sedikit bagi ketiga jenis properti tersebut dan 15 tahun kemudian Anda dapat merasakan keuntungannya.

Meski begitu, kenaikan harga rumah dibandingkan tanah tidak terlalu jauh atau hanya berkisar 1-2 persen di atas tanah.

Baik lokasi rumah dan tanah di Jabodetabek, pertumbuhan harga paling tinggi berada di Tangerang.

Panangian mengatakan, kawasan tersebut diuntungkan karena sangat banyak pengembang yang membangun kota skala besar dengan kelengkapan fasilitas.

Mengapa bukan DKI Jakarta yang notabene merupakan ibu kota Indonesia?

Dia beralasan, DKI Jakarta sudah membangun banyak fasilitas publik seperti mal atau pusat perbelanjaan.

Dari pembangunan itu, banyak warganya mengalami gusuran sehingga berpindah ke daerah Tangerang Selatan.

"Pembangunan mal biasanya menggusur banyak kawasan kan? Terus orang yang digusur itu pindah ke Serpong, Tangerang," tambah Panangian.

Sejatinya, berinvestasi rumah akan sangat menjanjikan jika lokasi di sekitarnya berada di kawasan padat.

Contohnya, daerah tersebut dekat dengan banyak pabrik, universitas, gedung pemerintah, serta mal yang tentunya bisa banyak menyerap tenaga kerja.

Mereka para tenaga kerja tersebut, tentu saja, membutuhkan hunian. Inilah pangsa pasar yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/31/060000421/investasi-tanah-atau-rumah-mana-yang-bikin-untung-

Terkini Lainnya

Paruh Pertama 2024, Ada Dua PSN Jalan Tol Kelar Dibangun

Paruh Pertama 2024, Ada Dua PSN Jalan Tol Kelar Dibangun

Berita
Cara Tepat Membersihkan Furnitur Plastik dengan Cairan Pemutih

Cara Tepat Membersihkan Furnitur Plastik dengan Cairan Pemutih

Umum
Jembatan 'Mobile' di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Menutup Jalur

Jembatan "Mobile" di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Menutup Jalur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Malang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Perbaikan Jalan Daerah di Sultra Telan Anggaran Rp 631 Miliar

Berita
Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Mulai 16 Mei, Lintasi Tol Serang-Panimbang Dapat Diskon Tarif 30 Persen

Berita
Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Ini Alasan Mengapa Anda Harus Membeli Kursi Plastik untuk Furnitur Rumah

Tips
Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Pengembang Indonesia Jadi Pemilik Tunggal Aset Rp 5,7 Triliun di Sydney

Berita
Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Harga Sewa Mal di Jakarta Naik Jadi Rp 584.077 Per Meter Persegi

Ritel
SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

SE Desain Prototipe Rumah Sederhana Masih Diharmonisasi Kemenkumham

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Mengungkap Pertumbuhan Pasar Hotel, Bengkulu, Sultra dan Kalteng Paling Cuan

Hotel
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ponorogo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bojonegoro: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pasuruan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke