Parapuan.co - Setiap orang yang ingin membawa perubahan dan memperjuangkan sebuah isu bisa menjadi aktivis, begitupun Kawan Puan bisa jadi aktivis perempuan.
Contohnya seperti yang dilakukan Kate Walton, di mana dirinya memperjuangkan kesetaraan gender, hak perempuan, serta hak kelompok minoritas dan marjinal.
Kate Walton sendiri ialah aktivis perempuan asal Australia yang aktif berjuang untuk hak perempuan hingga kelompok minoritas di Indonesia.
Tidak hanya itu, Kate Walton ternyata merupakan salah satu penggagas Women’s March Jakarta yang pertama kali hadir pada 2017 silam.
Saat dihubungi PARAPUAN belum lama ini, Kate Walton membagikan beberapa cara jika Kawan Puan ingin jadi aktivis perempuan seperti dirinya. Apa saja?
1. Terbuka dengan isu-isu yang ada di sekitar
Sebelum bergabung dengan komunitas atau organisasi, Kawan Puan perlu memiliki kesadaran akan isu-isu di sekitar lebih dulu.
Untuk jadi seorang aktivis kamu harus bisa terbuka terbuka dengan isu-isu yang ada di sekitar, baik di tingkat lingkungan, wilayah, negara, maupun global.
"Sangat penting kita membaca, menonton, mendengarkan berita, kita membahas isu-isu dengan teman-teman kita, supaya kita tahu apa yang sedang terjadi di sekitar kita," tegas Kate.
Baca Juga: 5 Keuntungan Punya Pemimpin Perempuan seperti Park Min Young di Forecasting Love and Weather
Maka dari itu, penting bagi kamu untuk membuka mata dan kritis terhadap isu yang ada di sekitar, sehingga kamu bisa mulai berjuang untuk hal kecil terlebih dahulu.
Kate bilang, "Biasanya, kita bisa paling berpengaruh di tempat di mana kita sedang berdiri."
"Jadi kita lihat di sekitar kita ada apa saja hal-hal yang bisa diperbaiki, diperjuangkan di situ. Pasti banyak yang bisa dikerjakan dan diperjuangkan," ungkapnya.
Menurut Kate Walton, "Membawa perubahan tidak harus berupa kebijakan atau hal besar. Membawa perubahan bisa di tempatmu sendiri, di RT RW kamu pun bisa membawa perubahan. Pasti ada persoalan yang bisa kamu kerjakan di situ."
2. Cari komunitas atau organisasi yang ada di sekitar
Untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah gerakan, tentunya kamu harus bergabung dengan sebuah komunitas atau organisasi yang bergerak di isu yang kamu minati.
Terkait hal ini, Kawan Puan bisa dengan mudah menemukan informasi relevan tentang suatu organisasi melalui internet.
Menurut Kate sendiri, berdasarkan pengalamannya, organisasi-organisasi yang ada di masyarakat sebenarnya sangat terbuka dan senang ketika ada orang baru yang ingin bergabung.
“Karena lebih baik bergabung dengan sebuah organisasi atau komunitas yang sudah ada daripada membuat sebuah komunitas baru, kecuali kalau benar-benar ada kekosongan di situ. Atau, kalau kamu sudah mendapatkan pengalaman, baru kamu bisa bikin organisasi sendiri,” jelasnya.
Baca Juga: Raih Nobel dan Jadi Aktivis Termuda, Ini Fakta tentang Malala Yousafzai
Bahkan, organisasi-organisasi yang telah lama berdiri pun akan terus membutuhkan orang baru untuk bergabung bersama mereka.
“Seperti organisasi Koalisi Perempuan Indonesia, Solidaritas Perempuan, mereka sudah ada sejak 30 tahun terakhir, mereka juga butuh anak muda untuk gabung dengan mereka,” pungkasnya.
3. Mencari dukungan dari orang-orang di sekitar
Terakhir yang tak kalah penting adalah dengan mencari dukungan dari orang-orang di sekitar kamu yang bisa menginspirasi kamu untuk terus berjuang.
Menurut Kate, ini merupakan hal penting yang bisa menjadi sistem penyemangat diri, sekaligus membantu kamu agar bisa terus bekerja dan bergerak bersama.
“Tidak harus memiliki perspektif yang 100 persen sama, tapi setidaknya kalian bisa punya moral yang sama, etika yang sama, dan nilai-nilai yang sama, supaya kalian bisa membahas isu yang penting dan berpikir bersama bagaimana bisa berkontribusi,” ungkap Kate.
Dalam hal mencari dukungan ini, penting pula bagi kamu untuk mencari orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan kamu.
Dengan demikian, ke depannya kamu bisa terus berkembang, berkontribusi, serta menemukan orang baru yang dapat menginspirasimu.
Itulah beberapa tips untuk menjadi aktivis perempuan berdasarkan pengalaman Kate Walton.
Saat memperjuangkan sesuatu, yang terpenting adalah untuk mengingat bahwa perubahan tersebut tidak melulu harus perubahan besar, tetapi kamu bisa mulai dari hal kecil terlebih dahulu. (*)