Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu kalau ada orang yang lebih berisiko terkena keracunan makanan?
Bayangkan saja, orang yang dalam kondisi sehat lalu terkena keracunan makanan saja sudah cukup menyiksa karena gejala yang timbul seperti mual, muntah, pusing, dan diare.
Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki kondisi tertentu, pastinya lebih menyiksa bukan?
Lantas siapa saja mereka?
Baca Juga: Vagina Berubah Setelah Melahirkan? Yuk Segera Atasi dengan Cara Ini
Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa orang yang lebih berisiko terkena keracunan makanan.
1. Ibu hamil
Perempuan yang sedang hamil harus hati-hati atas apa yang dikonsumsi, jika tidak keracunan makanan bisa mengancam.
Pasalnya keracunan makanan akibat bakteri Listeria mampu merusak perkembangan bayi yang belum lahir.
Baca Juga: Terus Menerus Menatap Layar Gadget? Ini 5 Cara untuk Rehat Sejenak
Oleh karena itu, ibu hamil harus mendapatkan nutrisi yang tepat demi membantu bayi berkembang.
Jika suatu saat ibu hamil terjangkit keracunan makanan, segeralah datang dan konsultasi ke dokter.
2. Bayi dan anak-anak
Kawan Puan, kalau di antara kamu ada yang sudah menjadi orang tua, hendaknya lebih waspada dengan makanan yang diberikan ke anak ya.
Sebab, keracunan makanan pada bayi dan anak-anak itu bisa berakibat fatal.
Anak-anak, terutama yang berusia di bawah satu tahun, rentan terhadap Botulisme.
Botulisme adalah kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium Botulinum.
Baca Juga: Bisa Jadi Pereda Stres, Ini Waktu yang Tepat Melakukan Meditasi
Memang botulisme jarang terjadi, tapi harus dicatat bahwa hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika tidak segera diketahui.
Anak-anak juga lebih berisiko mengalami reaksi serius terhadap bakteri E. coli.
Setiap bayi atau anak yang tampaknya memiliki gejala keracunan makanan perlu diperiksa oleh profesional medis untuk menyingkirkan botulisme dan dehidrasi.
Anak-anak menjadi lebih mudah mengalami dehidrasi daripada orang dewasa dan perlu dipantau secara ketat.
3. Orang tua
Orang dewasa yang berusia tua juga lebih rentan terhadap komplikasi dari keracunan makanan.
Baca Juga: Yoga Bisa Meningkatkan Self Love, Lho, Menurut Ahli Begini Caranya
Secara khusus, jenis E. coli tertentu dapat menyebabkan pendarahan dan gagal ginjal.
Jika orang dewasa di atas 60 tahun memiliki gejala keracunan makanan, mereka harus menghubungi dokter perawatan untuk mengatasi masalah ini.
4. Orang dengan kondisi kronis
Orang yang memiliki penyakit kronis seperti HIV, penyakit hati, atau diabetes memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi keracunan makanan, yang serius.
Kemungkinan jika keracunan makanan, orang dengan kondisi kronis ini akan menerima perawatan yang menekan respons imun, seperti kemoterapi atau yang lainnya.
Kawan Puan, meskipun kamu bukan termasuk di kondisi di atas, hendaknya kamu harus tetap berhati-hati dalam memilih apa yang kamu konsumsi.
Pasalnya keracunan makanan itu terjadi karena ada patogen yang mencemari makanan atau air minum.
Baca Juga: Agar Virus Tak Menyebar, Ini Dia Cara Menyimpan Masker Menurut CDC
Tak lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan baik tubuh maupun sajian yang akan disantap.
Apabila Kawan Puan, mengalami keracunan makanan hal yang harus dilakukan yakni membiarkan perut tenang.
Pastikan juga tubuh terhidrasi, carilah santapan yang lembut bagi lambung, dan istirahat cukup.
Tapi, jika kamu merasa sangat terganggu dengan kondisi ini segera datang ke dokter supaya mendapat pengobatan yang sesuai. (*)