KOMPAS.com - Direktur Pertamina Mandalika SAG Team, Kemalsyah Nasution, memberikan penjelasan terkait alasan tidak adanya rider Indonesia di dalam tim.
Kemalsyah Nasution mengatakan demikian pada acara konferensi pers Pertamina Mandalika SAG Team yang dihelat di Epiwalk Mall, Jakarta, Kamis (10/3/2022) sore WIB.
Seperti diketahui Pertamina Mandalika SAG Team memilki dua pebalap yang bukan berasal dari Indonesia.
Baca juga: Pertamina Grand Prix of Indonesia, Nama Resmi MotoGP Mandalika
Dua pebalap itu adalah Gabriel Rodrigo yang berasal dari Argentina dan Bo Bendsneyder (Belanda).
Tentunya dengan adanya Gabriel Rodrigo dan Bo Bendsneyder di tim Pertamina Mandalika SAG Team menyita perhatian tersendiri.
Pasalnya, Pertamina Mandalika SAG Team merupakan tim balap asal Indonesia yang mentas di Moto2, kasta kedua kompetisi balap motor.
Baca juga: Pebalap Pertamina Mandalika Terharu dan Termotivasi dengan Dukungan Publik Indonesia
Direktur Pertamina Mandalika SAG Team Kemalsyah Nasution, mencoba untuk menjelaskan alasan tak ada pebalap Indonesia di tim tersebut.
Kemalsyah Nasution mengatakan bahwa sejatinya Pertamina Mandalika SAG Team telah melakukan usaha untuk mendatangkan pebalap Indonesia seperti Dimas Ekky. Namun, tidak memenuhi target.
“Seperti tadi saya bilang bahwa kalau kita lihat dari 25 tahun lalu, kita melihat pembinaan untuk olahraga roda dua ini sangat kurang sebetulnya,” tutur Kemalsyah di sesi konferensi pers yang diikuti Kompas.com.
Baca juga: Pertamina Mandalika Raih 5 Poin di Balapan Moto2 San Marino
“Jadi seperti tahun lalu kita coba untuk ambil Dimas Ekky ternyata timingnya belum bisa memenuhi,” kata dia.
Selain itu, Kemalsyah juga menjelaskan bahwa sempat ada pembicaraan untuk mengambil salah satu talenta Indonesia yakni, Andi Farid Izdihar (Andi Gilang) ke Pertamina Mandalika SAG Team.
“Jadi memang ada juga namanya Andi Gilang. Kita sempat diskusi. Kita tahu sendiri yang besar-besar masih terikat sama Honda,” ungkapnya.
Baca juga: Pembalap Pertamina Mandalika Dimas Ekky Bawa Pulang 15 Poin dari CEV Moto2 Jerez
Kemalsyah juga menyinggung masalah pembinaan balap motor di Indonesia yang menurutnya belum mengalami perkembangan signifikan.
Menurut Kemalsyah, setelah perhelatan MotoGP yang digelar di Sirkuit Sentul pada tahun 1996, pembinaan bagi para pebalap sudah tidak rajin dilakukan.
“Memang kalau yang namanya pembinaan prestasi itu tidak mudah. Kita pahami sendiri, kita harus melihat mengapa pembinaan prestasi roda dua masih kurang,” katanya.
“Kenapa demikian? Karena pembinaan kita belum berjalan. Oleh sebab itu, 25 tahun lalu itu ada MotoGP di Sentul, setelah itu tidak ada pembinaan apa-apa,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.