KOMPAS.com - Francesco Bagnaia menampilkan performa terbaiknya di Kejuaraan Dunia MotoGP pada balapan GP Andalusia akhir pekan lalu.
Pebalap Pramac Ducati yang akrab dengan nama Pecco Bagnaia tersebut menampilkan talenta terangnya sepanjang balapan di Sirkuit Jerez.
Memulai GP Andalusia dari posisi ketiga, terbaik sepanjang karier singkatnya di kelas premier, ia sempat menjalani start kurang ideal dengan terlempar hingga ke posisi keenam pada lap kedua.
Namun, Francesco Bagnaia bangkit dan menyerang para pebalap-pebalap papan atas dan berhasil melewati duo pabrikan Yamaha, Maverick Vinales serta Valentino Rossi, untuk ke posisi kedua.
Pencapaian rider berusia 23 tahun ini impresif apabila mengingat Sirkuit Jerez secara tradisional kurang bersahabat dengan tenaga besar yang dimiliki motor Ducati.
Sayang, podium di depan mata sirna setelah motor Bagnaia mengalami kerusakan mekanis yang membuatnya harus menepi enam lap sebelum bubar.
Bandingkan performa Bagnaia yang baru membalap satu tahun penuh di kelas premier MotoGp dengan para seniornya.
Andrea Dovizio start dari posisi ke-14 sebelum menanjak grid, mencapai posisi kesembilan setelah 10 laps, dan akhirnya melintasi garis finis di peringkat keenam.
Itu pun terbantu oleh kerusakan mesin yang dialami Jack Miler, Franco Morbidelli, dan Bagnaia sendiri.
Sementara, Danilo Petrucci harus menyelesaikan balapan di gravel setelah 11 laps berlalu.
"Bagnaia punya pace bagus, terbaik dari para pengendara Ducati," tutur Dovizioso setelah balapan di Speedweek.
"Ada alasan untuk itu, kami akan mengecek datanya, seperti semua orang lain, karena di MotoGP sekarang kami bisa melihat dan mempelajari data dari semua kolega satu pabrikan," tuturnya.
"Pecco berkendara lebih bagus karena ia menggunakan rem belakang dengan cara berbeda sehingga ia sliding berbeda. Kami tentu akan menganalisis itu," ujar pebalap yang memasuki tahun terakhirnya bersama Ducati tersebut.
Hal serupa dikatakan oleh Danilo Petrucci saat membicarakan performa Bagnaia dengan motor Desmosedici GP20 yang sama-sama mereka pakai.
"Bagnaia jauh lebih cepat ketimbang kami. Ke depannya kami harus bisa bersaing untuk posisi podium seperti dirinya," tutur Petrucci.
Petrux memang telah mengeluhkan performa motornya musim ini ketimbang tahun lalu.
"Kami mencoba banyak hal tetapi tak ada kemajuan berarti," tuturnya seusai sesi kualifikasi.
"Kami maju selangkah tetapi mundur lagi. Kami tak mengerti kenapa motor baru tak bisa seperti tahun lalu."
"Bagnaia berhasil masuk ke tikungan dengan cepat. Saya tak bisa. Saya tak dapat menghentikan motor dengan roda belakang."
"Jika terlalu memaksakan, saya hanya menambah beban ke roda depan dan menambah risiko crash. Saya telah mencapai batas."
Bagnaia sendiri terkejut dengan performa kuatnya di Sirkuit Jerez tersebut. Ia pun optimistis menatap MotoGP Ceko dua pekan dari sekarang.
"Akhir pekan ini semua berjalan lebih mudah bagi saya ketimbang minggu lalu karena kami lebih fokus ke pace," ujar jebolan akademi VR46 ini.
"Saya melihat pebalap Ducati lain kesulitan. Namun, saya yakin dapat membantu mereka juga. Saya pikir di Brno, Dovi, Petrux, dan Jack (Miller) bisa lebih cepat lagi."
https://www.kompas.com/motogp/read/2020/07/28/16202678/alasan-ducati-pecco-bagnaia-lebih-cepat-dari-dovizioso-dan-petrucci