Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deepfake Taylor Swift Dorong Undang-undang Baru di Amerika dan Sisi Gelap AI

Kompas.com - 28/01/2024, 19:02 WIB
Andika Aditia

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian politikus Amerika telah menyerukan undang-undang baru agar bisa mempidanakan pembuatan deepfake atau pemalsuan intens setelah foto-foto palsu Taylor Swift muncul secara online pada minggu ini.

Deepfake dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengambil foto atau video seseorang dengan memanipulasi wajah atau tubuhnya.

Gambar-gambar palsu Taylor Swift telah muncul di situs-situs termasuk X/Twitter dan Telegram dan telah dilihat jutaan kali.

Baca juga: Terduga Penguntit Taylor Swift Ditangkap untuk Ketiga Kalinya dalam Lima Hari

Salah satu foto tersebut dilaporkan telah dilihat pengguna sebanyak 47 juta kali sebelum dihapus.

Platform media sosial X (dulu Twitter) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “secara aktif menghapus” gambar-gambar tersebut dan mengambil “tindakan yang tepat” terhadap akun-akun yang terlibat dalam penyebarannya seperti dilansir BBC, Minggu (28/1/2024).

“Kami memantau situasi dengan cermat untuk memastikan bahwa pelanggaran lebih lanjut segera ditangani, dan konten tersebut dihapus,” tambah pernyataan pihak X.

Baca juga: Pentagon Bantah Fox News yang Menyebut Taylor Swift sebagai Bagian dari Operasi Rahasia CIA

Saat ini, banyak politisi Amerika yang menunjukkan perlunya undang-undang untuk mengejar kemajuan teknologi AI.

Saat ini tidak ada undang-undang federal yang melarang pembagian atau pembuatan deepfake, tetapi beberapa negara bagian telah membuat kemajuan dalam membuat undang-undang untuk mengatasi masalah ini.

Perwakilan anggota Kongres Amerika, Joe Morelle, menyebut penyebaran gambar tersebut “mengerikan” dan perlu tindakan segera untuk diambil.

Baca juga: Nama Taylor Swift Disebut-sebut Jadi Bagian dari Operasi Rahasia CIA

Joe Morelle mengatakan gambar dan video tersebut dapat menyebabkan kerugian emosional, finansial, dan reputasi yang tidak dapat diperbaiki.

“Dan sayangnya, perempuan terkena dampak yang tidak proporsional,” kata Joe Morelle.

Joe Morelle juga terlibat dalam usulan Undang-Undang Pencegahan Deepfakes pada Gambar Intim, yang akan melarang penyebaran pornografi deepfake tanpa izin.

Baca juga: Taylor Swift Lampaui Elvis Presley sebagai Artis Solo Pekan Terbanyak di Billboard

Sementara itu, hal serupa juga disampaikan anggota kongres atau parlemen Amerika dari Partai Demokrat, Yvette D Clarke.

Apa yang terjadi pada Taylor Swift bukanlah hal baru,” tulis anggota Partai Demokrat Yvette D Clarke menulis di X.

Yvette D Clarke menambahkan bahwa perempuan telah menjadi sasaran teknologi “selama bertahun-tahun”, dan menambahkan bahwa dengan “kemajuan AI, membuat deepfake menjadi lebih mudah dan murah”.

Baca juga: Taylor Swift Lampaui Elvis Presley sebagai Artis Solo Pekan Terbanyak di Billboard

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com