Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Vintia Anggraini
Pegawai Negeri Sipil

Seorang lulusan bidang Linguistik Bahasa dan Sastra Indonesia dan Analis Kata dan Istilah di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Menilik Fenomena Campur Kode dalam Lagu Populer Berbahasa Jawa

Kompas.com - 14/01/2024, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terdapat kosakata bahasa Indonesia dalam kutipan lirik lagu tersebut, yakni berjuang dan bahagia. Selain itu, terdapat kosakata bahasa Inggris yang digunakan dalam lirik tersebut, yakni ending.

Akan tetapi, ending dalam lirik tersebut ditambahi dengan akhiran bahasa Jawa -e sehingga menjadi endinge.

Masih memperhatikan lirik di lagu “Nemen”, kita berlanjut ke lirik setelahnya, yaitu Kurang apa, nek ku mertahanke kowe.

Terdapat kosakata yang dibentuk dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam lirik ini, yaitu mertahanke yang terbentuk dari me- + tahan + -ke. Awalan me- dan akhiran -ke dalam hal ini merupakan awalan dalam bahasa Jawa.

Jika berbentuk mertahanke yang memiliki arti ‘mempertahankan’ dibentuk dalam bahasa Jawa akan menjadi nahanake. Namun, kosakata mertahanke ini dipilih dengan tujuan untuk membentuk ragam bahasa tertentu dalam peristiwa campur kode.

Tidak hanya “Nemen”, lirik yang dinyanyikan oleh Gilga Sahid yang berjudul “Nemu” juga mengandung campur kode antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, yaitu Matur suwun Gusti mpun maringi sing gemati. Yang pergi biarlah pergi, ana kowe sing ngancani.

Penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik lagu berbahasa Jawa tersebut terlihat pada klausa "yang pergi biarlah pergi" dalam satu kalimat majemuk dengan klausa lain berbahasa Jawa.

Kita berpindah ke lirik lagu yang viral beberapa waktu yang lalu, yaitu lagu “Rungkad” yang dinyanyikan oleh Happy Asmara.

Lirik lagu ini pun menggunakan campur kode di dalamnya, yaitu Aku terlalu sayang nganti ra krasa dilarani.

Terdapat klausa bahasa Indonesia dalam lirik lagu berbahasa Jawa ini, yaitu "aku terlalu sayang". Klausa tersebut digunakan dalam satu kalimat dengan klausa lain yang berbahasa Jawa, yaitu ra krasa dilarani.

Setelah memperhatikan penggunaan campur kode dalam lirik-lirik lagu di atas, pertanyaannya apakah hal tersebut boleh dilakukan?

Tentu saja boleh. Alasannya, penggunaan campur kode dalam suatu unsur kebahasaan memiliki tujuan tertentu, dalam hal lirik lagu ini, seperti membuat pendengar dapat lebih mudah memahami maksud penutur, membuat pendengar lebih tertarik terhadap hal yang dimaksud penutur.

Generasi muda Indonesia, terutama yang merupakan masyarakat Jawa lebih mudah menerima bahasa Jawa yang bercampur dengan bahasa Indonesia.

Akan tetapi, yang perlu diperhatikan dalam penggunaan campur kode adalah pembentukan kata dalam bahasa Indonesia tersebut sebaiknya lebih dibakukan lagi.

Jadi, lebih baik kata tersebut merupakan kata yang dibentuk utuh dari bahasa Indonesia baru kemudian digunakan bersama dengan kata-kata dalam bahasa Jawa.

Dengan kata lain, bukan kosakata yang dibentuk dari imbuhan bahasa Jawa dengan kosakata bahasa Indonesia.

Untuk itu, penulis lirik lagu berbahasa Jawa populer seperti di atas sebaiknya memperhatikan pembentukan kata tersebut agar masyarakat pendengar dapat memahami dan ikut menggunakannya dengan lebih tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com