Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Ungkap Kejanggalan-kejanggalan Kematian Nanie Darham

Kompas.com - 30/11/2023, 22:39 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

"Kita dapat data yang menandatangani (informed consent) korban Nanie, ditambah saksi dari personel klinik," kata Hartono.

Tapi pihak keluarga melihat ada tujuh hingga delapan risiko komplikasi dalam formulir tersebut.

"Pertanyaannya, apakah risiko komplikasi betul-betul disadari korban Nanie atau dia hanya tanda tangan blangko, baru dia tulis (risiko komplikasi)," tanya Hartono.

"Kalau orang normal, satu juga mungkin udah khawatir, ini ada tujuh sampai delapan," imbuhnya.

Sahabat Nanie dilarang melihat kondisinya

Klinik menghubungi Erika, teman Nanie yang awalnya menemani ke klinik untuk meminta nomor telepon James, suami Nanie.

Pihak klinik memberitahu Erika bahwa Nanie akan dilarikan ke IGD. Erika sempat menyusul ke klinik dan melihat Nanie akan dimasukkan ke dalam ambulans.

Tapi Erika dilarang oleh pihak klinik untuk masuk ke dalam ambulans atau bahkan sekedar melihat.

Suami Nanie menyusul ke IGD

James menerima telepon dari klinik pukul 18.49 dan diberitahu untuk menyusul Nanie ke IGD RS Dr. Suyoto.

Suami Nanie disebut sempat terkejut melihat kondisi istrinya mengeluarkan darah di bagian mata dan hidung.

Disebut meninggal saat tiba di IGD

Menurut dokter IGD, Nanie sudah dalam kondisi meninggal dunia ketika tiba di IGD.

Hal ini menjadi pertanyaan dari pihak keluarga, mengingat rumah sakit yang dipilih juga cukup jauh dari klinik yang terletak di Cipete, Jakarta Selatan.

Untuk diketahui, IGD yang dituju adalah RS Dr Suyoto, terletak di daerah Veteran, Pesanggrahan, dengan jarak tempuh sekitar 30- 40 menit.

Padahal, menurut keluarga, jika memang terjadi keadaan darurat, ada cukup banyak rumah sakit yang lokasinya lebih dekat dengan daerah Cipete.

Kejanggalan lain dalam proses pemindahan Nanie dari klinik ke IGD itu juga terkait ambulans yang ternyata merupakan ambulans swasta dengan kelengkapan peralatan yang masih dipertanyakan. 

Selain itu, seharusnya di dalam ambulans ada tiga orang personel, yaitu pengemudi, satu orang paramedis dan navigator. Tapi saat itu ketiganya justru duduk di depan.

Sementara di belakang bersama Nanie adalah dokter bedah plastik dan satu dokter lain dari klinik.

"Kita jadi tanda tanya, kenapa dokter bedah plastik dalam ambulans?" ucap Hartono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com