JAKARTA, KOMPAS.com- Sepi tawaran di dunia hiburan dan kini berjualan bakso cilok di pinggir jalan, aktor Sidik Eduard akui pernah ada di titik hanya memiliki uang Rp 10.000.
Sebelum berjualan cilok, bintang sinetron Ganteng Ganteng Serigala ini hanya mengandalkan pemasukan dari dunia hiburan.
Karena itu, ketika tawaran pekerjaan yang datang semakin berkurang bahkan sama sekali tidak ada setelah Covid-19 dan adegannya 'tangan buntung' viral di media sosial, Sidik tak memiliki sumber pendapatan lain.
"Kalau orang di air udah tenggelem. Pernah di titik duit tinggal Rp 10.000," kata Sidik dikutip dari YouTube Kasisolusi.
Bersyukurnya, tiba-tiba ada tawaran bermain FTV. Tapi karena banyak kebutuhan keluarga, penghasilan dari FTV saat itu hanya tersisa Rp 1 juta.
Tak mau kembali di titik hanya memiliki uang Rp 10.000, Sidik cepat berpikir untuk mencari jalan keluar agar uang yang tersisa tidak habis begitu saja.
"Kemarin ada satu FTV, tapi duit tinggal sisa Rp 1 juta untuk muter kehidupan keluarga," ujar Sidik.
"Gue enggak mau lagi di titik yang kemarin cuma Rp 10.000, ya udah, gimana Rp 1 juta itu bisa buat hidup sama muterin uang," imbuhnya.
Baca juga: Tak Malu Lihat Suami Kini Jual Cilok, Istri Sidik Eduard: Yang Penting Ada
Dalam kondisi terdesak dan uang tersisa yang hanya Rp 1 juta, sementara dia juga harus bisa mencukupi kebutuhan keluarga, Sidik dan istri menemukan ide untuk berjualan bakso cilok.
Bukan hanya karena modal yang diperlukan murah, Sidik dan istrinya berpikir bisa makan bakso itu jika ada sisa.
"Modal murah. Kasarnya, gue berpikir sama istri waktu itu, bakso ini ketika kita enggak ada duit nanti, amit-amitnya, sambil jualan kita bisa sambil makan ini bakso ketika kita laper," jelas Sidik sambil tertawa.
Meskipun berprofesi sebagai aktor, Sidik juga merasakan hal yang dialami orang pada umumnya saat baru memulai usaha.
Di awal-awal buka usaha, ciloknya tak laku terjual, sehingga Sidik dan istri serta kedua anak mereka makan dengan bakso cilok itu.
"Awal dagang, gue, anak, istri hampir setiap hari cuma makan bakso cilok," kata Sidik.
"Modal beli nasi di warteg goceng, makan bareng tuh berempat," imbuhnya sambil terkekeh.
Untuk diketahui, meskipun disebut bakso cilok, bakso yang dijual Sidik juga disajikan dengan kuah mirip seperti bakso pada umumnya tapi dengan harga jual per butir Rp 1.000.
Sidik juga tak pernah membatasi ketika orang ingin membeli satu butir tapi dengan kuah banyak.
"Sama istri (dibilang) 'kita ambil untung enggak usah banyak-banyak, soalnya banyak orang di pisisi kayak kita kemarin, susah makan, susah cari uang,'" ucap Sidik.
"Yang penting mau untung berapa aja, jalanin dulu aja, yang penting muter aja dulu, banyak orang bisa secara enggak langsung kita bantu tolongin," sambungnya.
Kini Sidik bersyukur, setelah viral, penjualan bakso cilok yang awalnya 200 butir per hari kini sudah mencapai 2.500 hingga 3.000 butir per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.