OPPENHEIMER. Ini adalah film biografi Julius Robert Oppenheimer, besutan sutradara Christopher Nolan. Bertabur bintang, film ini bertutur tentang penemu dan penemuan bom nuklir.
Betul, bom nuklir atau bom atom, senjata yang diklaim sebagai penemuan terpenting dalam sejarah persenjataan dunia, yang juga mengakhiri Perang Dunia II.
Oppenheimer dijuluki sebagai Bapak Bom Atom. Namun, baru pada 18 Desember 2022, seperti dikutip dari AP, Oppenheimer mendapatkan kembali izin keamanan (security clearance) setelah dibekukan sejak 1954 oleh Komisi Energi di negaranya.
Lalu, apa hubungan Oppenheimer, bom nuklir, dan kecerdasan buatan (artificial intelligent atau AI)?
Nolan menyebut film besutannya kali ini adalah peringatan bagi kita saat ini yang sedang bergulat dengan AI.
"Apa yang dia (Oppenheimer) dan timnya lakukan di Laboratorium Los Alamos di Amerika Serikat adalah ekspresi tertinggi dari sains... yang merupakan hal yang sangat positif, (tapi) memiliki konsekuensi negatif tertinggi," kata Nolan, di Paris, Perancis, seperti dikutip AFP, Kamis (20/7/2023).
Seperti saat itu, kemajuan mengejutkan hari-hari ini dalam kecerdasan buatan telah menimbulkan ketakutan serupa tentang bahaya teknologi yang punya potensi konsekuensi tidak terkendali.
Film Oppenheimer merupakan biografi Julius Robert Oppenheimer berdasarkan buku American Promotheus: The Triumph and Tragedy of J Robert Oppenheimer karya Kai Bird dan Martin J Serwin.
Dengan skenario ditulis Nolan, film ini bertabur bintang. Sebut saja Cillian Murphy yang memerankan Oppenheimer, Robert Downey Jr sebagai Laksamana Lewis Strauss, dan Matt Damon menjadi pemeran Jenderal Leslie Groves. Ada juga Emily Blunt sebagai Kitty Oppenheimer dan Gary Oldman sebagai Presiden Harry S Truman.
Oppenheimer bercerita tentang sejarah sekaligus dilema kehadiran bom nuklir. Film ini sudah mulai tayang serentak di bioskop utama dunia, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Review Film Oppenheimer: Antara Dosa, Kemajuan Teknologi, dan Peperangan
Drama Nolan menghidupkan dilema yang dihadapi para ilmuwan yang bekerja di Proyek Manhattan, nama kode dari program pengembangan bom yang kelak dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
"Mereka telah mengalami Perang Dunia I dan mereka berusaha untuk mengakhiri Perang Dunia II," kata Nolan.
Oppenheimer berusaha menerapkan kontrol internasional atas senjata nuklir, berharap temuannya itu semata mengarah ke perdamaian. Usahanya tak berhasil.
Baca juga: Proyek Manhattan, Oppenheimer, dan Bom Atom (Bagian 1)
Nolan menyitir, sejumlah kalangan berpendapat bahwa penemuan senjata-senjata, termasuk nuklir, telah mengembalikan stabilitas dunia. Namun, dia secara pribadi tidak melihat hal itu sebagai argumentasi meyakinkan.
"(Namun), itu menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada jawaban mudah untuk dilema ini," ujar Nolan.