Di tengah-tengah kondisi masyarakat yang negatif, Anna Sullivan, salah satu sosok yang membantu Hellen Keller untuk keluar dari ruang gelap yang bernama stigma dan dogma.
Dengan sentuhan harapan dan didikan yang keras dari Anna, Hellen Keller menjadi sosok yang berarti bagi penyandang disabilitas lainnya untuk bisa berdaya.
Pada film Tegar, sosok yang mengubah stigma adalah Kakek Tegar yang dengan tegas mengatakan pada Ibu Tegar bahwa Tegar berhak untuk punya cita-cita, berhak untuk punya impian, berhak untuk belajar mandiri meski Ibu Tegar berargumen bahwa selama ini dia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan anaknya.
Di sini prinisip berdasarkan belas kasihan (based on charity) yang masih dianut Ibu Tegar yang beranggapan bahwa dengan harta dapat membuat anaknya bahagia.
Ternyata, Tegar tidak menemukan kebahagian. Tegar menemukan kebahagiaan bila dia dianggap sebagai manusia seperti lainnya, di sinilah prinsip kemanusian (human rights) yang menjadi akar dari perspektif inklusif.
Film yang diproduksi Aksa Bumi Langit dan Citra Sinema ini tidak sebatas menghadirkan tontonan kehidupan penyandang disabilitas, namun dalam film ini juga turut melibatkan teman-teman disabilitas secara langsung dalam produksinya dengan mengedepankan prinsip SDGS, leave no-one behind.
Peran serta kru pembuat film yang berpenyandang disabilitas merupakan aksi nyata dari prinsip inklusif, bahwa mereka tidak sekadar dijadikan sebagai objek cerita, namun mereka turut terlibat dalam aktor pendukung, pengembang naskah, fotografer, penata artistik, dan lain-lain. Di sinilah praktik baik dari prinsip tidak ada yang tertinggal.
Akhirnya, saya sebagai penonton dapat mengatakan bahwa film Tegar merupakan upaya reduksi stigmatisasi terhadap penyandang disabilitas.
Dengan mengadopsi kalimat Kakek Tegar, “Berikan haknya sebagai manusia!”, kita bisa utuh menjadi seorang manusia.
*Periset bahasa, sastra, dan disabilitas di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas, BRIN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.