Dengan begitu, Awi Suryadi menyimpulkan bahwa pengalaman menonton di bioskop tidak dapat tergantikan dengan medium apa pun.
Baca juga: KKN di Desa Penari Nekat Bersaing dengan Doctor Strange, Sutradara: Kita Percaya Diri
Sebelum akhirnya memutuskan untuk memproduksi KKN di Desa Penari, Awi Suryadi mengaku jenuh menggarap film bergenre horor.
Bukan tanpa alasan, Awi merasa alur cerita kebanyakan film horor sudah tertebak oleh penonton.
"Saya waktu itu sudah sempat boleh dibilang dalam posisi titik jenuh mengerjakan film horor. Kayaknya, sudah itu-itu lagi. Kita tahulah tipikal, ya hantunya dulunya manusia yang dizalimi, lalu mati dan arwahnya jadi penasaran," ujar Awi Suryadi.
Kendati demikian, setelah membaca utas akun Twitter @SimpleMan soal KKN Desa Penari, Awi seakan menemukan pencerahan dan napas baru untuk film horor.
"Hantunya ini kita enggak kenal, hantunya ini figur mistis, jin, yang kita enggak tahu back story-nya apa. Jadi, ya itu baru banget buat saya. Dan, karena otentik banget dengan budaya Jawa, ya saya sebagai pembaca langsung enggak bisa lepas," tutur Awi Suryadi.
Baca juga: Manoj Punjabi Ungkap Perkiraan Jumlah Penonton KKN di Desa Penari di Malaysia dan Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.