Melihat Glorifikasi Saipul Jamil, Cinta Laura: Yang Bisa Kita Kontrol Adalah Tindakan Diri Kita Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com- Ketika muncul pro dan kontra atas glorifikasi terhadap Saipul Jamil, Cinta Laura menanggapinya dengan bijak.

Menurutnya tidak bisa juga menyalahkan apa yang dilakukan Saipul Jamil.

Dia sudah menerima hukumannya, dipenjara dalam waktu yang sudah diputuskan pengadilan.

"Sebenarnya, apa yang dia mau lakukan dengan hidup dia, kita tidak bisa mengontrol," kata Cinta dikutip dari YouTube AH.

Baca juga: Ini Kasus yang Pernah Menjerat Saipul Jamil hingga Heboh Muncul Petisi

"Yang bisa kita kontrol adalah tindakan diri kita sendiri," ucapnya kemudian.

Cinta lantas memberikan contoh, baik sebagai individu atau seandainya dia sebagai pemilik media.

Ada berbagai tindakan yang bisa dilakukan seperti menjauhi atau membatasi interaksi atau melarang orang tersebut muncul lagi di media. 

"Misalnya sebagai teman pelaku kekerasan, bisa menjauhi orang tersebut, tidak mau ada hubungan dengan orang tersebut, karena aku tahu tindakan yang dilakukan ilegal, bejat dan tidak bisa ditolerir," kata Cinta. 

Baca juga: KPI Larang TV Glorifikasi Kebebasan Saipul Jamil, Ernest Prakasa: Semoga Lain Kali Lebih Cepat

"Sebagai orang yang mempunyai suatu company media, atau stasiun televisi atau apapun itu, aku juga mempunyai kontrol atas tindakan aku sendiri. Yaitu bisa nge-bann orang-orang yang aku rasa tidak bermoral dan tidak menjadi contoh yang baik buat masyarakat Indonesia," tuturnya mencontohkan. 

Semua itu bisa dilakukan sebagai individu yang jelas bisa mengontrol tindakannya sendiri. 

"Aku enggak bisa kontrol apa yang pelaku itu lakukan, tapi aku bisa mengontrol tindakan aku sendiri," jelas Cinta.

Artis lulusan Columbia University itu kemudian mengatakan, sudah saatnya orang-orang tidak memandang kasus kekerasan seksual sebagai hal yang remeh, tabu untuk dibicarakan.

Semakin banyak orang memilih diam dan menganggap pelecehan seksual hal yang tabu, akan semakin banyak orang tidak berani bicara saat terjadi pelecehan terhadap mereka.

Mereka akan takut untuk bicara karena takut tidak dibantu, takut tidak dilindungi, dan justru disalahkan.

"Kita harus belajar untuk enggak menyalahkan korban. Memang kadang kita enggak bisa maksa korban untuk speak up, karena kita enggak tahu apa yang mereka alami secara emosional, secara mental," ucap Cinta.

"Tapi apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka, kita tanya kepada korban sebagai teman, 'kamu butuh apa, tahu bahwa kamu bisa cerita ke aku dan aku enggak akan nge-judge kamu,' karena sebagai korban kan itu yang kita butuhkan, tahu bahwa kita bisa mempercayai orang sekitar kita, tahu kita enggak akan dihakimi," lanjutnya.