JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal musisi Charlie Watts, drummer grup band legendaris The Rolling Stones.
Namun sayangnya, kini Charlie Watts telah tiada pada 24 Agustus 2021 kemarin di usia 80 tahun.
Charlie Watts merupakan sosok yang bersahaja dan menjadi penyeimbang dalam grup The Rolling Stones. Tanpa adanya Charlie Watts bisa jadi membuat band tersebut kadarluarsa puluhan tahun lalu.
“Ketika orang berbicara tentang tahun 60-an, saya tidak pernah berpikir bahwa saya ada di sana,” kata Watts melansir dari NME, Jumat (3/9/2021).
Baca juga: Charlie Watts, Karya Terbaik dan Pesan Perpisahan
“Itu saya dan saya ada di dalamnya, tetapi saya tidak pernah terpikat dengan semua itu, seperti seks dan obat-obatan dan rock'n'roll dan saya tidak benar-benar seperti itu,” tambah Watts.
Charlie Watts setia dengan istrinya bernama Shirley Ann Shepherd dan memiliki seorang putri bernama Seraphina.
“Gadis-gadis mengejarmu di jalan, berteriak… mengerikan! Saya membencinya,” ungkap Watts kala itu kepada The Guardian.
Charlie Watts pernah terjerumus di masa kelam ketika tahun 1980-an, selama krisis paruh baya. Dia pernah keluar jalur dengan meminum alkohol dan mencoba narkoba yang membuatnya kecanduan.
Baca juga: Mick Jagger Unggah Kata-kata yang Memilukan Sebelum Charlie Watts Meninggal
“Saya minum terlalu banyak dan menggunakan narkoba. Aku benar-benar gila. Tapi aku menghentikan semuanya. Itu sangat mudah bagi saya,” ucap Watts lagi.
Charlie Watts kemudian mengungkapkan, Keith yang terkenal hedonis yang menasihati teman bandnya untuk memerintah dirinya sendiri, dan inilah yang membuatnya menyadari dia memiliki masalah.
"Ini menghibur Mick terutama bahwa Charlie tidak dapat mempercayai nasib buruknya karena menemukan dirinya di band Rock 'n' Roll Terbesar di dunia," tulis Philip Norman dalam Symphony for the Devil tahun 1984: The Rolling Stones Story.
Charlie Watts memang sosok yang tak suka dengan keramaian.
Baca juga: Pesan Perpisahan Paul McCartney hingga Tom Morello untuk Charlie Watts
Hal itu terbukti ketika The Rolling Stone dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame di tahun 1989, Charlie lebih memilih di rumah.
“Aku benci meninggalkan rumah. Saya suka apa yang saya lakukan, tetapi saya ingin pulang setiap malam,” ucap Watts.
“Saya tidak suka bermain di luar ruangan, dan tentu saja saya tidak suka festival. Saya selalu berpikir mereka tidak ada hubungannya dengan bermain. Saya tidak pernah menyukai hal hippy untuk memulai,” tutur Watss lagi.