Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hidup Haji Bolot dari Buruh Pelabuhan hingga Punya 142 Kontrakan

Kompas.com - 26/07/2020, 08:20 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelawak senior Haji Bolot memiliki kisah hidup yang sangat menarik untuk diceritakan.

Pemilik nama asli Muhammad ini merasakan kesuksesan di panggung hiburan bukan lewat jalan instan.

Dalam acara Okay Bos yang dipandu Raffi Ahmad, Nagita Slavina, dan Billy Syahputra, Haji Bolot berbagi kisahnya mulai dari bekerja sebagai buruh pelabuhan hingga kini memiliki 142 kontrakan.

1. Asal-usul nama Bolot

Haji Bolot terlahir dengan nama asli Muhammad. Namun semenjak berkarier di dunia hiburan, ia memiliki nama panggung Bolot. 

Baca juga: Kisah Hidup Haji Bolot dari Buruh Pelabuhan hingga Punya 142 Kontrakan

Raffi Ahmad lalu mencari tahu asal-usul dari mana datangnya nama Bolot tersebut.

Haji Bolot akhirnya mengungkap nama tersebut terinspirasi dari neneknya.

Arti Bolot awalnya bahkan bukan berarti tak bisa mendengar namun orang yang dakian.

"Sebenarnya ya, nama gue kan dilahirkan namanya Muhammad. Begitu udah 7-8 tahun, nenek gue orang Jawa. Gue cucu paling kesayangan sama nenek gue, eh dikata, 'Kamu jangan main ujanan, entar bolotan'. Bolot itu bukan budeh, daki," paparnya.

2. Buruh pelabuhan dibayar Rp 20 perak

Sebelum mengecap kesuksesan, Haji Bolot mengaku pernah bekerja sebagai buruh pelabuhan.

Hidupnya cukup susah sehingga ia memutuskan bekerja di Pelabuhan Tanjung Priok sekitar tahun 1960-an. 

Baca juga: Dulu Jadi Buruh Pelabuhan, Haji Bolot Kini Punya 142 Kontrakan

Upahnya pun tak seberapa, Haji Bolot diberi uang Rp. 20 perak sehari untuk pekerjaannya sebagai buruh pelabuhan.

"(Jadi) buruh benar di Pelabuhan Tanjung Prion, itu tahun 60-an. Gue dulu orang yang paling blangsak, susah dulu," kata Haji Bolot seperti dikutip Kompas.com dari tayangan Okay Bos Trans 7.

Pada saat itu, Haji Bolot sama sekali tak pernah mementingkan berapa uang yang dibayar untuknya.

"Jadi buruh waktu masih bujangan, gaji Rp 20 perak satu hari. Yang penting gue bisa masuk ke pelabuhan, enggak ngurusin gaji dah," ucapnya.

Bekerja di pelabuhan membuat Haji Bolot bisa menyambung hidup pada masa itu. 

Baca juga: Haji Bolot Cerita Masa Lalu, Pernah Jadi Buruh Pelabuhan Dibayar Rp 20

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com