Terlibat dalam Podcast Sandiwara Sastra, Najwa Shihab Perankan Sosok Aminah

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembawa acara Najwa Shihab ikut terlibat dalam sebuah program Sandiwara Sastra yang akan ditampilkan dalam bentuk podcast.

Biasanya melihat Najwa Shihab menjadi pembawa acara berita, kali ini pemandangan berbeda akan terasa saat Najwa memerankan salah satu karakter dalam novel karya sastra Pramoedya Ananta Toer dengan berjudul “Berita dari Kabayoran”.

Baca juga: Iqbaal Ramadhan hingga Najwa Shihab Terlibat Podcast Sandiwara Sastra

Tak hanya itu, aktor Chicco Jerikho akan menjadi lawan main Najwa dalam cerita karya sastra dalam bentuk podcast itu. Aminah menjadi tokoh yang diperankan Najwa Shihab.

“Saya jadi Aminah tokoh utama Berita dari Kebayoran, itu cerita dari bukunya Pram, bagaimana pembebasan lahan dari kampung yang tersingkir dari kampung ke kota,” kata Najwa dalam konfrensi pers virtual via zoom, Senin (6/7/2020).

Najwa mengaku masih belajar dalam memerankan sebuah karakter dan membutuhkan beberapa kali latihan.

Baca juga: Najwa Shihab dan Sifat Asli yang Tak Muncul di Televisi, Apa Saja?

“Saya belajar, nanya, diajarkan ada juga Mas Mathias Mucus, ada kak Chicco Jerikho juga. Saya ditemani aktor keren, saya belajar sama mereka, bagaimana mendalami karakter,” ucap Najwa lagi.

“Latihan hanya tiga kali semua lewat zoom, itu deg-degan belum tahu hasilnya,” ujar Najwa.

Hingga saat ini, sudah 27 aktor yang telah tergabung dalam Sandiwara Sastra dan akan memainkan peran yang berbeda-beda.

Baca juga: Pantang Menyerah, Najwa Shihab: Saya Belajar dari Kesalahan Sendiri

Sandiwara Sastra merupakan sebuah program kolaborasi Titimangsa Foundation, KawanKawan Media, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI.

Sejauh ini sudah enam episode yang sudah dipersiapkan dengan durasi sekitar 30 menit. Program Sandiwara Sastra akan dirilis secara perdana pada Rabu (8/7/2020) pukul 17.00 WIB lewat platform digital, Spotify.

Beberapa produksi cerita karya sastra yang telah rampung yakni novel “Helen dan Sukanta” (Pidi Baiq), novel “Lalita” (Ayu Utami), “Berita dari Kebayoran” (Pramoedya Ananta Toer), “Ronggeng Dukuh Paruk” (Ahmad Tohari), cerpen “Kemerdekaan” (Putu Wijaya) dan cerpen “Mencari Herman” (Dewi Lestari).