Cerita Reza Chandika Kebanjiran Saat Garap Podcast Rapot

JAKARTA, KOMPAS.com - Konten kreator Reza Chandika bersama Ankatama, Radhini, dan Nastasha Abigail mengeluarkan serial podcast untuk bulan Ramadan.

Reza Chandika yang terkenal dengan saluran podcast bernama Rapot menamai serial untuk Ramadan ini dengan "Mau Gak Mau".

Nantinya, serial ini akan tayang setiap hari selama bulan Ramadan.

Baca juga: 6 Rekomendasi Podcast Selebritas Indonesia yang Menarik buat Teman #diRumahAja

Selama prosesnya, Reza Chandika mengaku punya banyak keseruan ketika menggarap rekaman di tiap episode.

"Kalau cerita seru banyak banget, kebetulan di tempat rekaman sampingnya ada bengkel motor, jadi tiap kita mau rekaman ada suara knalpot. Ditambah kalau rekaman di sabtu minggu, hilir mudik kayak suara orang trek-trekan," ucap Reza dalam teleconference bersama awak media, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Podcast soal Memasak Paling Dicari di Spotify Saat Social Distancing

Salah satunya adalah ketika mereka harus merasakan banjir saat proses rekaman berlangsung.

"Dan ini lucunya ketika tiba-tiba hujan, pas banget part-nya lagi Radhini, tiba-tiba air deras masuk audio, eh, pas dibuka lagi rekamannya," tambah Reza.

Radhini yang mengalami kendala tersebut coba menyiasatinya karena ia tak punya banyak waktu untuk menundanya ke lain hari.

Baca juga: Daftar Playlist dan Podcast Lengkap untuk Anak Selama Social Distancing

"Iya soalnya gue enggak mau lagi nitipin anak gue nih dan gimana gue supaya ini kendala alam bisa disiasati dan selesai," ujar Radhini.

Untuk membantu Radhini, Reza dan lainnya pindah tempat sementara agar proses rekaman bisa selesai.

"Akhirnya kami mengungsi dan pas ngungsi airnya sudah nyampe roda (mobil). Setelah pindah ke mana-mana, pas balik lagi, eh air banjirnya tetap sama enggak berubah," ucap Reza.

Baca juga: Rapot Siap Isi Bulan Ramadan dengan Serial Podcast Mau Gak Mau

Di sisi lain, seiring dengan berkembangannya dunia podcast di Indonesia, Rapot hadir sejak Maret 2019.

Hingga saat ini, Rapot telah didengar total hampir tujuh juta kali dengan lebih dari 400.000 pendengar.

Pendengarnya pun beragam, tidak hanya dari Indonesia, melainkan juga dari Australia, Amerika, Jerman, Britania Raya, dan beberapa negara lainnya.