Wishnutama Akan Permudah Izin Syuting Film Hollywood, Ernest Prakasa: Bagus, Tapi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sineas Ernest Prakasa mengapresiasi rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama yang akan mempermudah izin syuting perusahaan film Hollywood di Indonesia.

Ernest mengatakan itu saat diwawancarai usai jumpa pers peluncuran trailer film Imperfect di kantor Starvision, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).

"Bagus, itu inisiatif yang buat gue sangat layak diapresiasi. Hanya memang hal seperti itu melibatkan dukungan yang banyak dari pihak lain, terutama misalnya pemerintah daerah," kata Ernest.

Baca juga: Kritik Ernest Prakasa hingga Tompi soal Anggaran Fantastis APBD DKI

Namun, sutradara film Imperfect itu menggaris bawahi agar rencana tersebut perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat.

"Kalau menteri pariwisata bilang sudah ngundang segala macam tapi begitu mereka datang ke sini terus ngurus birokrasinya ribet, ya sama juga mereka bakal sebel juga," ujar Ernest.

"Ini layak diapresiasi cuma berasrap dapat dukungan dari dinas-dinas pariwisata di semua daerah, bisa dikoordinir antara pak menteri dan kepala daerah masing-masing," sambungnya.

Menurut Ernest, rencana itu dapat memberikan pengaruh besar terhadap industri pariwisata Indonesia.

Baca juga: Ernest Prakasa: Enggak Rela Pajak Gue Buat Beli Lem Aibon Rp 80 Miliar

"Mungkin enggak ngaruh ke industri perfilman tapi industri pariwisata pasti ada. Banyak sekali tempat-tempat di dunia ini yang dari biasa saja tiba-tiba booming gara-gara bisa dijadiin syuting film Hollywood gitu," sambung Ernest.

Senada dengan Ernest, Wishnutama juga berpendapat bahwa syuting film merupakan bagian dari pintu masuk wisatawan mancanegara ke Indonesia.

“Izin itu harus dipermudah, ya karena itu bagian daripada investasi juga ke Indonesia. Jadi harus membuat perizinan itu jauh lebih nyaman. Jadi itu akan kita sederhanakan,” kata Wishnutama kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Baca juga: Setelah Jadi Menteri, Wishnutama: Anak-anak Saya Tetap Naik Kendaraan Umum