Pasalnya, ia dianggap terlalu sibuk sementara anak-anaknya memerlukan perhatian lebih.
"Yang nyinyir itu anak. 'Ngapain lagi, katanya abis disertasi mau lebih perhatian. Jadi buku juga kapan selesainya, kayaknya ambu (ibu dalam bahasa Sunda) enggak beres-beres ini nulis'," kata Rieke di Auditorium FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/11/2023).
Kendati demikian, menurut Rieke lama-kelamaan anaknya mengerti semua yang dilakukan oleh ibunya.
Bahkan, kata Rieke, yang ia lakukan membuat anak-anaknya menjadi lebih suka belajar, membaca, hingga melakukan riset kecil-kecilan.
"Tapi menurut saya mereka akhirnya jadi suka baca, riset kecil-kecilan, banyak pertanyaan yang menurut saya untuk umur segitu juga lumayan tentang isu-isu terkini. Dan mereka menikmati belajar," ujarnya.
Sebagai informasi, Rieke Diah Pitaloka meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi usai menjalani sidang promosi Auditorium Juwono Sudarsono FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (25/5/2022).
Rieke tercatat meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi tercepat di FISIP UI tanpa cuti dengan nilai cumlaude.
Adapun masa studi yang ditempuhnya, yakni 2 tahun 8 bulan 2 hari.
Ia juga sengaja membuat disertasinya menjadi sebuah buku berjudul "Kekerasan Simbolik Negara: Kebijakan Rekolonialisasi".
Rieke berharap buku buatannya ini bisa menginspirasi banyak orang termasuk negara.
"Karena saya enggak mau kuliah itu cuma dapat gelar, semoga ini bisa menginspirasi," ucap Rieke.
https://www.kompas.com/hype/read/2023/11/23/133733366/rieke-diah-pitaloka-sering-dinyinyiri-anak-saat-tulis-disertasi-dan-buku