Pemilik nama asli Rainford Hugh Perry itu meninggal di Rumah Sakit Noel Holmes di West Jamaica.
Namun, penyebab kematian Lee "Scratch" Perry itu belum diketahui.
Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness mengucapkan belasungkawa atas kematian sang legenda.
“Belasungkawa mendalam saya untuk keluarga, teman, dan penggemar produser rekaman dan penyanyi legendaris, Rainford Hugh Perry OD, yang dikenal sebagai ‘Lee Scratch’ Perry," kata Holness dalam tweet-nya seperti dilansir NME, Senin (30/8/2021).
“Lee Scratch Perry akan selalu dikenang atas kontribusinya yang luar biasa pada persaudaraan musik. Semoga jiwanya istirahat dalam damai,” ucap Holness.
Lahir dan besar di pedesaan Jamaika pada tahun 1936, Perry pindah ke ibu kota, Kingston, pada awal 1960-an.
Perry pernah menggambarkan masa kecilnya dalam sebuah wawancara NME pada tahun 1984:
“Ayah saya bekerja di jalan, ibu saya di ladang. Saya pergi ke sekolah… Saya tidak belajar apa-apa. Semua yang saya pelajari berasal dari alam.”
“Sepulang sekolah, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali bekerja ladang. Kerja keras, kerja keras. Saya tidak suka itu. Jadi saya mulai bermain domino. Melalui kartu domino saya melatih pikiran saya dan belajar membaca pikiran orang lain. Ini terbukti sangat berguna bagi saya,” tutur Perry ketika itu.
Kariernya dalam musik dimulai pada akhir 1950-an ketika ia dipekerjakan sebagai asisten oleh Clement Coxsone Dodd, kepala studio reggae dan label Studio One.
Dia kemudian menjadi pencari bakat, DJ, manajer toko dan akhirnya menjadi artis rekaman untuk label tersebut.
Perry mendapatkan julukan "Scratch" dari rekaman awal lagu “The Chicken Scratch”, pada tahun 1965.
Dia meninggalkan Studio One pada pertengahan tahun 60-an, setelah berselisih dengan Dodd.
Dari sana, Perry bergabung dengan label saingan Joe Gibbs, Amalgamated Records. Di Amalgamated Records, ia terus berproduksi selain membangun karier rekamannya sendiri.
Ketidaksepakatan antara Perry dan Gibbs berujung pada 'Scratch' mendirikan labelnya sendiri, Upsetter Records yang merupakan suatu proklamasi Perry "I am the Upsetter" pada tahun 1968.
Kariernya mulai lepas landas saat membangun studio rekamannya sendiri, Black Ark, yang terkenal.
Dia memelopori teknik versi dub track reggae dengan penekanan bass, vokal terkadang dihilangkan, dan reverb ditambahkan untuk menciptakan ruang sonik yang menakutkan dan menggema.
Perry dan band pendukungnya, The Upsetters menggunakan musik dub pada berbagai rekaman reggae-nya di pertengahan 1970-an.
Misalnya lagu “War Ina Babylon” Max Romeo, “Party Time” Heptones, dan “Police & Thieves” Junior Murvin.
https://www.kompas.com/hype/read/2021/08/30/123024466/legenda-reggae-lee-sctrach-perry-meninggal-dunia