Cerita Christine Hakim Harus Pertahankan Karakter Tjoet Nja' Dhien Selama 3 Tahun

Film tersebut dirilis pada 1988, hasil racikan sutradara Eros Djarot.

Untuk mendalami karakter, Christine mempelajari 30 buku sejarah berbahasa Belanda maupun Indonesia yang diberikan Eros.

Eros saat itu menginginkan karakter Tjoet Nja' Dhien sebagai sosok perancang strategi.

Produksi film itu juga memakan waktu tiga tahun karena terkendala biaya. Itu pula yang menjadi kesulitan bagi Christine Hakim.

"Mempertahankan, menjaga mood kerja, dan menjaga mood sebagai Tjoet Nja'Dhien. Selama tiga tahun saya harus menanggalkan ego. Mana bisa pergi ke mal, tidur di hotel aja aku enggak bisa, enggak enak lihat tembok putih gini," kata Christine Hakim saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021).

"Karena apa? Tjoet Nja' Dhien melihat hutan, tanah, kegores kayu, terus aku tidur nyaman di hotel, enggak sinkron mood-nya," imbuh aktris kelahiran tahun 1956 itu.

Walaupun butuh waktu tiga tahun, Christine Hakim tidak bisa 24 jam hidup sebagai tokoh pahlawan asal Aceh tersebut.

"Makanya seorang pemain harus punya karakter, iman, fisik yang kuat, kalau enggak sinting pasti," tutur Christine.

Christine Hakim ketika itu memilih tidur di rumah sederhana.

"Aku tinggal di salah satu rumah setnya pacarnya Naga Bonar, di rumah kayu, mandi di kali, untuk menjaga mood kerja," katanya.

Setelah rilis, bukan perkara mudah untuk Christine lepas dari karakter Tjoet Nja' Dhien karena ikut merasakan penderitaannya.

"Pada saat harus melepaskan mood Tjoet Nja'Dhien, perlu tiga tahun lagi. (Sampai) bicara Tjoet Nja' Dhien tidak nangis lagi. Sudah (keburu) lukanya tuh di sini (hati), nangis," kata Christine.

Sekarang film ini direstorasi dan diputar lagi di bioskop mulai 20 Mei 2021 dengan durasi 103 menit.