Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Fajar Merah Saat Tertarik untuk Bermusik

Hal itu disampaikan Fajar Merah dalam program “Beginu” di kanal YouTube Kompas.com.

“SMA aku mulai dengar lagu Nirvana dan mencoba ngobrol sama temanku yang... jujur aku enggak bisa bahasa Inggris. Ngobrol sama temanku yang bisa bahasa Inggris dan aku suruh terjemahin liriknya,” kata Fajar dikutip pada Kamis (30/5/2021).

“Mengapa mereka enggak peduli dengan rima, enggak harus AB AB dan AAAA, dan kenapa itu enggak bisa diaplikasikan ke bahasa Indonesia,” tambah Fajar.

Kemudian Fajar Merah mendengarkan "Dialog Dini Hari" hingga Efek Rumah Kaca. Dari sinilah dia mulai tertarik pada lirik sebuah lagu.

“(Dengar) Efek Rumah Kaca, Dialog Dini Hari, dari situ aku denger liriknya, ini gila nih, itu semacam jawaban. Akhirnya coba belajar,” tutur Fajar.

“Siapa tahu aku baca tulisannya (bapak) bisa bikin lagu. Karena waktu itu dengerin Dialog Dini Hari dan Efek Rumah Kaca,” tambah pria kelahiran 22 Desember 1993 tersebut.

Berawal dari situ pula lahirlah sebuah lagu yang berjudul “Bunga dan Tembok”.

“Lalu, buka-buka puisinya dan yang sebagai orang awam yang bahkan sama sekali belum pernah mendengarkan puisi itu jika dijadikan lagu, itu sudah merasa pantas untuk membuat pilihan pada puisi ‘Bunga dan Tembok’ untuk dijadikan sebuah lagu,” ucap Fajar.

“Di situ tetap ada repitisi, kalau dibaca itu seperti membaca lirik lagu. Walaupun tetap tidak beraturan, itu yang membuat tertarik. Lalu dari situlah akhirnya jadi lagu ‘Bunga dan Tembok’, keterusan, ketagihan bikin lagu,” kata Fajar lagi.

https://www.kompas.com/hype/read/2021/05/20/173722866/cerita-fajar-merah-saat-tertarik-untuk-bermusik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke