Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

1 Tahun Covid-19 di Indonesia, Adaptasi Dunia Hiburan demi Bertahan di Tengah Pandemi

Sektor ekonomi kreatif menjadi salah satu korban paling terdampak pandemi Covid-19.

Industri hiburan kelimpungan menghadapi pandemi karena pada dasarnya industri ini sangat erat kaitannya dengan keramaian.

Dengan adanya larangan membuat keramaian, maka industri hiburan pun sempat mengalami masa mati suri.

1. Live Instagram

Fitur live di Instagram menjadi salah satu medium bagi para pekerja seni untuk tetap berkarya di masa pandemi Covid-19.

Acara bincang-bincang para pekerja seni ini lumayan mengobati kerinduan beraktivitas secara normal sebelum virus corona menyerang.

Tren ini tak berlangsung lama karena para pekerja seni akhirnya menemukan medium lain untuk tetap berkarya.

Oleh sebab itu, konser pun digelar secara virtual atau online demi mengobati kerinduan para penggemar terhadap idolanya atau sebaliknya.

Padah akhir Agustus, pemerintah akhirnya mengeluarkan protokol kesehatan untuk para pelaku industri musik yang disambut oleh Berlian Entertainment untuk menghelat Drive-In Concert pertama di Indonesia.

Acara yang berlangsung di JI-Expo, Kemayoran, ini berlangsung meriah dengan dihadiri oleh ratusan mobil yang terparkir rapi.

Armand Maulana, Afgansyah Reza, dan Kahitna tampil di atas panggung menghibur para penonton dengan sebuah suguhan konsep konser baru yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Sayangnya, secara bisnis Drive-In Concert tak meraup keuntungan banyak sehingga para promotor enggan menggelar konser serupa.

Selain itu, pihak kepolisian juga semakin memperketat perizinan untuk acara dan menyulitkan para promotor menggelar konser.

"Nah, seharusnya di bulan Desember 2020 ada juga konser drive-in dari Tulus, Noah, Rizky Febian. Cuma di saat-saat terakhir dibatalin karena tidak keluar perizinannya," kata Wendi Putranto, salah satu pengamat musik Indonesia.

Alasannya tentu saja karena bioskop-bioskop ditutup seiring dengan tujuan pemerintah menghentikan angka penyebaran virus corona.

Selama berbulan-bulan, bioskop terbengkalai sampai akhirnya pemerintah mengeluarkan protokol kesehatan dan izin operasional meski dengan pembatasan jumlah penonton.

Distribusi film-film baru pun akhirnya beralih ke layanan streaming yang kian menjamur di tengah pandemi.

Over the Top (OTT) menjadi jawaban mitigasi para produser untuk merilis karya-karya barunya.

Industri bioskop terus mencari cara untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Salah satu langkahnya adalah memberikan izin penyewaan studio secara eksklusif.

CGV, misalnya, menyewakan beberapa studio bioskop di wilayah Jakarta dari mulai harga Rp. 360.000.

Syaratnya cukup sederhana, para penyewa harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah selama menyewa studio bioskop.

Kini para pekerja seni sangat menantikan upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dengan program vaksinasi.

Program yang sudah diberlakukan sejak 13 Januari 2021 ini diharapkan bisa menjadi jawaban agar roda industri hiburan kembali berputar seperti sedia kala.

Pasalnya, 34 juta masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dalam industri kreatif ini.

https://www.kompas.com/hype/read/2021/03/02/111521466/1-tahun-covid-19-di-indonesia-adaptasi-dunia-hiburan-demi-bertahan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke