Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Tasya Kamila tentang Pengalamannya Kuliah di Luar Negeri

Selama beberapa tahun dia meninggalkan dunia keartisan untuk belajar di jurusan Public Administrasion di Columbia University, New York, Amerika Serikat.

Melalui pertemuan virtual pada Kamis (28/5/2020), Tasya Kamila menceritakan pengalamannya saat berkuliah di luar negeri.

1. Ingin menjadi menteri

Pemilik nama lengkap Shafa Tasya Kamila mengaku memiliki cita-cita menjadi salah satu menteri di Indonesia.

"Jurusannya kenapa public administration? Karena aku punya cita-cita pengin jadi menteri. Aku pengin belajar dulu bagaimana cara formulasi kebijakan publik dan juga menganalisis serta mengimplementasikannya secara baik," kata Tasya.

Untuk diketahui, Tasya juga lulus cumlaude Universitas Indonesia jurusan akutansi.

2. Tantangan kuliah di luar negeri

Pelantun lagu "Anak Gembala itu" tak menampik bahwa kuliah di luar negeri tak hanya melulu tentang suka cita, tetapi juga ada dukanya.

Tasya membeberkan salah satu hal yang menjadi tantangannya sebagai mahasiswa di negeri orang adalah biaya hidup.

Kala itu, Tasya mengatakan 1 dollar AS setara dengan Rp 14.000, yang mana biaya makan paling murah seperti kaki lima bisa mencapai Rp 60.000 sampai Rp 70.000.

"Untuk makan, seperti di emperan, aku kebetulan di New York City, yang paling murah itu 5 sampai 6 dollar AS," ungkap Tasya Kamila.

Sementara sebelum pindah ke apartemen di daerah New York, Tasya sempat beberapa bulan tinggal di asrama kampusnya.

"Aku sempat di asrama, terus aku enggak betah, itu pun bayarnya enggak murah-murang banget. Perbulannya bisa 950 dollar AS, taruhlah 1.000 dollar AS atau Rp 15 juta per bulan," ucap Tasya.

"Ketika aku pindah ke apartemen, itu 1.200 dollar AS per bulannya. Taruhlah Rp 25 juta per bulan, itu sudah disubsidi (Columbia University)," kata Tasya Kamila.

3. Senangnya kuliah di luar negeri

Meski begitu, Tasya mengaku mendapatkan pelajaran yang banyak ketika berada di sana.

Salah satunya belajar mandiri sewaktu jauh dari orangtua.

"Kita dapat ilmu kehidupan juga, bagaimana bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, bagaimana kita bisa memperoleh life skills yang dibutuhkan untuk bisa survive di dunia yang sangat kompetitif," ucap Tasya. 

4. Tak hadiri pemakaman ayahnya

Kendati demikian, Tasya juga harus berlapang dada ketika tidak bisa menghadiri pemakaman ayahnya karena ketika itu dia sedang kuliah di AS.

"Aku kuliah di luar negeri, terus Papa aku meninggal dan aku enggak bisa pulang," ucap Tasya.

"Aku enggak bisa hadir ke Indonesia untuk hadir ke pemakaman apa aku, itu sih tantangan terberat aku," ujar Tasya Kamila.

Namun, Tasya Kamila tidak menjelaskan alasannya tidak bisa pulang ke Indonesia untuk menghadiri pemakaman sang ayah.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/05/30/072823866/cerita-tasya-kamila-tentang-pengalamannya-kuliah-di-luar-negeri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke