Band yang terdiri dari Andi Fadly Arifuddin (vokal), Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (gitar dan vokal), Ari Tri Sosianto (gitar), Rindra Risyanto Noor (bas), dan Surendro Prasetyo atau Yoyo (drum) itu berpendapat, album itu adalah jembatan yang dibangun untuk memperkenalkan karya-karya selanjutnya.
"Kami mau bikin jembatan dengan generasi baru yang sudah blank apa itu Padi," kata Fadly dalam keterangan tertulis dari manajemen Lumbung Padi, Senin (9/12/2019).
"Akhirnya kami putuskan bikin album akustik dengan lagu non-hits dan satu lagu baru, kami bikin dengan lagu yang mudah mereka cerna," lanjutnya.
Padi Reborn khawatir kejadian pada album ke-3 yang bertajuk Save My Soul akan terulang, di mana Padi kala itu mendadak kehilangan penggemarnya lantaran materi lagu-lagu mereka dianggap terlalu gelap.
"Bisa jadi kejadian kayak album ke-3 yang dulu, penggemar jadi nangis," ungkap Piyu.
Bukan tanpa alasan Piyu mengungkap hal ini.
Sebab, musisi serba bisa Titiek Puspa pernah menyatakan bahwa nuansa musik dalam album Save My Soul terlalu gelap untuk dikonsumsi cucunya kala itu.
"Saya ingat dulu sama Eyang Titiek Puspa waktu kolaborasi, nah waktu itu kami baru launching album ke-3, Save My Soul. Itu kan dark banget, ada lagu 'Rapuh', lagu 'Hitam', lagu 'Patah' segala macam," ujar Piyu.
"Itu Eyang Titiek Puspa bilang, 'Cucu saya dulu nge-fans sama Padi, tapi gara-gara album ke-3 dia enggak mau dengar lagi'," ucapnya lagi.
Karena pengalaman itu, Fadly menyimpulkan bahwa generasi milenial perlu pendekatan khusus.
Mereka tidak serta merta bisa langsung dicekoki musik Padi Reborn.
"Karena kalau mereka langsung disuruh serap album yang akan menjadi album ke-7 itu aduh...," ucap Fadly.
https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/09/101200066/trauma-album-ketiga-alasan-padi-reborn-lahirkan-indera-keenam