Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Penyebab Bulu Kucing Rontok dan Cara Mengatasinya

Jumlah bulu kucing yang rontok dapat sangat bervariasi, bergantung pada penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari sedikit penipisan hingga bintik-bintik botak yang besar. 

Bulu kucing rontok dalam jumlah banyak tentu mengkhawatirkan pemiliknya. Meski ada beberapa ras kucing, seperti Sphynx yang memiliki mutasi genetik yang menyebabkannya tidak berbulu, kerontokan bulu pada ras kucing lain tidaklah normal serta selalu ada masalah kesehatan yang mendasarinya.

Karena itu, penting memperhatikan kerontokan bulu kucing dan mengetahui penyebabnya untuk mengambila langkah pengobatan.

Nah, dilansir dari Catster, Kamis (11/4/2024), berikut sejumlah penyebab bulu kucing rontok dan cara mengatasinya. 

Penyabab parasit paling umum adalah kutu dan berbagai jenis tungau, seperti tungau telinga, kudis anjing dan kucing, serta demodikosis kucing.

Semua tungau ini menyebabkan lesi kulit di berbagai bagian tubuh, seperti kerak, bersisik, ketombe, koreng, dan kerontokan rambut, yang umumnya terasa gatal, tetapi tergantung pada jenis tungau.

Dokter hewan akan mengambil sampel rambut atau kotoran dari telinga dan kulit untuk memeriksa parasit kulit yang paling umum.

Dengan diagnosis tepat dan memulai perawatan, bulu kucing akan tumbuh kembali seiring berjalannya waktu. 

Kurap

Selanjutnya, penyebab bulu kucing rontok adalah kurap. Kurap sebenarnya adalah jamur yang menyerang kulit, bulu, dan terkadang cakar, yang disebut dermatofitosis.

Penyakit ini merupakan zoonosis, yang berarti manusia dapat tertular dari hewan melalui kontak langsung atau kontaminasi lingkungan.

Kurap sangat menular dan dapat menyebar ke hewan peliharaan lainnya. Beberapa hewan memiliki gejala sangat ringan atau tidak ada gejala sama sekali, sementara hewan lainnya dapat mengalami penebalan kulit dengan kerontokan rambut yang dapat berbentuk bulat.

Akibatnya, bulu kucing menjadi rapuh dan mudah rontok. Area yang biasanya terkena adalah kulit di kepala, dada, kaki depan, dan sepanjang punggung.

Jika kucing mengalami lesi yang menyerupai kurap, ada beberapa tes yang dapat dilakukan dokter hewan untuk memastikan penyakit ini.

Kucing peliharaan kemudian akan memulai pengobatan yang sesuai, yang kemungkinan akan berlangsung setidaknya selama enam minggu dan dapat berupa kombinasi terapi oral dan topikal.

Sangatlah penting meminimalkan paparan dan kontak kucing dengan hewan lain serta orang-orang di rumah serta mendiskusikan kebersihan lingkungan dan kebersihan lingkungan. 

Kutu khususnya merupakan penyebab iritasi pada kucing mana pun, tetapi pada beberapa individu, kutu dapat menyebabkan reaksi alergi kulit yang parah.

Hal ini disebabkan hipersensitivitas terhadap antigen dalam air liur kutu, yang menyebabkan rasa gatal luar biasa dan membuat kucing melakukan grooming berlebihan.

Dalam kasus ini, bulu kucing tidak benar-benar rontok, tetapi rusak dan tercabut karena jilatan serta cakaran yang cepat. 

Kucing juga dapat alergi terhadap protein makanan tertentu atau alergen lingkungan, seperti serbuk sari, bahkan tungau debu rumah, yang juga dapat menyebabkan rasa gatal berlebihan, menjilati, dan mencabuti bulunya sendiri, yang menyebabkan bulu kucing rontok. 

Infeksi

Penyebab bulu kucing rontok berikutnya adalah infeksi. Hal ini dapat disebabkan bakteri atau jamur, yang membuat kucing kehilangan bulu di area yang terkena infeksi.

Terkadang infeksi juga dapat disebabkan kucing menjilati kulitnya hingga terjadi luka terbuka, yang kemudian dapat terinfeksi sehingga membuat kerontokan bulu semakin parah.

Kucing juga dapat mengalami infaksi kulit dan abses akibat berkelahi dengan kucing tetangga atau trauma

Di samping kerontokan bulu, sering kali terdapat kerusakan kulit yang jelas, bengkak, keluarnya cairan, dan kemerahan. Area tersebut terasa sakit sehingga kucing mungkin tidak mengizinkan Anda  memeriksanya.

Semua infeksi kulit, baik akibat jilatan berlebihan karena penyebab lain yang mendasari, abses, atau luka, memerlukan perhatian dokter hewan segera.

Dokter hewan akan memastikan apakah terdapat infeksi jamur atau bakteri dengan membiakkannya di tempat tersebut.

Dokter hewan akan membersihkan area tersebut dan meresepkan kucing dengan antijamur yang sesuai, antibiotik topikal atau sistemik, dan obat penghilang rasa sakit.  

Tujuannya, sebagai upaya menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Tentu saja, sama dengan  alergi, kucing peliharaan mungkin secara tidak sengaja menjilati bulunya. 

Hal ini dapat terjadi pada kondisi, seperti radang sendi, cedera, dan kondisi medis, di antaranya masalah saluran kemih. Masalah saluran kemih ini akan membuat kucing menjilati area genitalnya secara berlebihan. 

Segera mengunjungi dokter hewan, terutama jika terdapat tanda-tanda mengejan saat buang air kecil atau terdapat darah pada air seni, untuk memastikan tidak ada penyakit yang mendasarinya. 

Stres

Terakhir, penyebab bulu kucinh rontok adalag stres. Kucing yang sangat stres sering kali mengakibatkan perilaku kompulsif, seperti menjilati atau menggaruk tanpa henti.

Pindah ke rumah baru, memperkenalkan hewan peliharaan baru, atau perubahan besar lainnya dalam kehidupan kucing menjadi hal yang dapat menyebabkan kucing cemas serta stres. 

Akibatnya, kucing menjilati dirinya sendiri secara obsesif. Biasanya, setelah peristiwa yang membuat stres itu berakhir, kucing akan menghentikan kebiasaan menjilati tubuh dan bulu kucing tidak lagi rontok. 

Cobalah mengidentifikasi apakah ada peristiwa yang membuat kucing stres, seperti menjauhkan hewan peliharaan baru untuk sementara waktu atau memperkenalkan secara perlahan untuk mengurangi kecemasan.

Selain itu, jaga kebisingan dan perubahan apa pun dalam rutinitas kucing peliharaan seminimal mungkin serta pastikan kucing memiliki tempat aman dan damai untuk beristirahat agar tidak terganggu.

Namun, perlu diingat, ada banyak alasan medis yang mungkin menyebabkannya. Memeriksakan kucing ke dokter hewan adalah hal terbaik yang harus dilakukan sebelum berasumsi bulu kucing rontok karena stres. Kecemasan dan stres kronis tidak baik untuk kucing karena menyebabkan berbaga masalah kesehatan.

https://www.kompas.com/homey/read/2024/04/11/080000276/6-penyebab-bulu-kucing-rontok-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Cara Membersihkan Tanaman Hias agar Tumbuh Cantik

Cara Membersihkan Tanaman Hias agar Tumbuh Cantik

Pets & Garden
5 Cara Membersihkan Wajan Stainless Steel yang Gosong

5 Cara Membersihkan Wajan Stainless Steel yang Gosong

Do it your self
Cara Menanam Tanaman Herbal di Pot agar Tumbuh Subur

Cara Menanam Tanaman Herbal di Pot agar Tumbuh Subur

Pets & Garden
Cara Membersihkan Dispenser Air, Bebas Lumut dan Bau

Cara Membersihkan Dispenser Air, Bebas Lumut dan Bau

Home Appliances
4 Hama Serangga Penyebab Daun Kemangi Berlubang dan Cara Mengatasinya

4 Hama Serangga Penyebab Daun Kemangi Berlubang dan Cara Mengatasinya

Pets & Garden
3 Cara Menghilangkan Noda Stabilo dari Pakaian

3 Cara Menghilangkan Noda Stabilo dari Pakaian

Do it your self
7 Cara Membasmi Lalat Buah dari Rumah

7 Cara Membasmi Lalat Buah dari Rumah

Housing
4 Barang yang Seharusnya Tidak Diletakkan di Beranda Rumah

4 Barang yang Seharusnya Tidak Diletakkan di Beranda Rumah

Decor
Cara Mengatasi Noda Air Sadah pada Pakaian

Cara Mengatasi Noda Air Sadah pada Pakaian

Housing
Cara Menanam dan Merawat Bunga Matahari di Tanah dan Pot

Cara Menanam dan Merawat Bunga Matahari di Tanah dan Pot

Pets & Garden
6 Cara Menghilangkan Bau Bangkai Tikus dari Rumah

6 Cara Menghilangkan Bau Bangkai Tikus dari Rumah

Housing
5 Penyebab Daun Tanaman Anggrek Menguning dan Cara Mengatasinya

5 Penyebab Daun Tanaman Anggrek Menguning dan Cara Mengatasinya

Pets & Garden
6 Cara Memanfaatkan Pakaian Bekas untuk Keperluan Lain

6 Cara Memanfaatkan Pakaian Bekas untuk Keperluan Lain

Do it your self
7 Tanaman Bunga yang Dapat Mendatangkan Kupu-kupu di Taman

7 Tanaman Bunga yang Dapat Mendatangkan Kupu-kupu di Taman

Pets & Garden
9 Tanaman Hias yang Dapat Ditanam di Air

9 Tanaman Hias yang Dapat Ditanam di Air

Pets & Garden
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke