Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Whisker Fatigue yang Terjadi pada Kucing

JAKARTA, KOMPAS.com – Kumis pada kucing bukanlah fitur untuk memperindah penampilan sahabat bulu saja.

Sebab, setiap helainya dipenuhi dengan saraf kecil yang super sensitif untuk membantu kucing menilai jarak dan ruang.

Inilah cara kucing membuat keputusan seperti apakah sebuah kotak terlalu kecil untuk dimasuki, atau seberapa jauh mereka harus melompat untuk mencapai suatu permukaan.

Kucing menerima informasi sensorik melalui sentuhan pada kumisnya. Meski berguna, kucing bisa stres jika kumisnya menyentuh sesuatu secara terus-menerus. Inilah yang disebut dengan whisker fatigue.

Sebagai contoh, seperti dilansir Pet Keen, Senin (14/11/2022), kucing bisa menolak untuk makan dari mangkuknya dan memilih untuk mengeluarkan makanannya.

Sebab, mereka menghindari whisker fatigue. Namun, apa itu whisker fatigue? Apakah kondisi ini hanya terjadi ketika mereka makan dari mangkuknya saja?

Apa itu whisker fatigue?

Seorang dokter hewan di Old Lyme Veterinary Hospital, Connecticut, Amerika Serikat (AS), Neil Marrinan, mengatakan, kumis kucing adalah bulu penginderaan yang memberi mereka kekuatan ekstrasensori.

Organ sensorik yang sangat sensitif di dasar kumis kucing, disebut proprioceptor, memberi tahu sahabat bulu banyak hal tentang dunianya.

Dilansir dari PetMD, Marrinan menjelaskan bahwa kucing bisa secara sukarela menghidupkan fokus sensorik kucing tepat di tempat yang mereka inginkan.


Namun, reseptor kumis sebagian besar merespons sistem otonom kucing—sarafa simpatik dan parasimpatis yang merespons lingkungan internal dan eksternal kucing tanpa kontrol sadar.

Bisa dikatakan, whisker fatigue adalah informasi yang berlebihan yang membuat kucing merasa stres. Sebab, kumisnya sangat sensitif.

Setiap kali kucing bersentuhan dengan suatu obyek atau mendeteksi gerakan, bahkan perubahan kecil pada aliran udara atau sedikit elusan pada awjahnya, pesan dikirim dari proprioceptor ke otaknya.

Rentetan pesan ini bisa membuat kucing stres. Pada akhirnya, hal ini yang menyebabkan apa yang disebut sebagai whisker fatigue.

Istilah yang kurang tepat

Marrinan mengungkapkan bahwa istilah whisker fatigue sebenarnya kurang tepat lantaran bukan deskripsi terbaik dari kondisi tersebut.

Sebab, apa yang dirasakan kucing mungkin lebih seperti ketidak sukaan atau keengganan alih-alih rasa sakit atau kelelahan yang sebenarnya.

Lebih lanjut, tidak semua dokter hewan menganggap whisker fatigue sebagai kondisi nyata atau memprihatinkan.

Dokter hewan khusus kucing di City Kitty, Rhode Island, AS, Cathy Lund, bahkan mempertanyakan validitas whisker fatigue.

Menurutnya, kumis kucing memang berfungsi sebagai sensor sentuhan yang sangat sensitif. Namun, ia tidak percaya kontak antara kumis dan benda-benda di sekitarnya menyebabkan stres pada sahabat bulu.

Kucing mengandalkan kumisnya untuk menjelajahi dunia. Jadi, mereka tidak bisa mengabaikan pesan yang tidak perlu.

Kucing secara tidak sengaja menemukan rangsangat dalam situasi yang paling umum dan selalu ada, misalnya pada mangkuk makanan atau mangkuk minumannya.

Jika kumisnya selalu menyentuh sisi mangkuk setiap kali kucing makan atau minum dari mangkuk, teori yang ada mengatakan bahwa ini bisa menyebabkan kelelahan pada kumis kucing.

Marrinan mengatakan, perilaku kucing di mangkuk makanan dan mangkuk minumannya akan memberi tahu pemiliknya bahwa mereka sedang stres.

Beberapa tanda yang harus diperhatikan mencakup mondar-mandir di depan mangkuknya, enggan makan meski tampak lapar, atau mengais-ngais pada makanannya dan menjatuhkan mangkuk sebelum makan.

Tanda lainnya adalah bersikap agresif terhadap hewan lain di sekitar makanannya. Tentunya, perilaku ini juga bisa dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang berpotensi serius.

Beberapa di antaranya adalah penyakit gigi, tumor mulut, penyakit pencernaan, masalah perilaku, dan banyak lagi. Jika khawatir dengan kesehatan kucing, segeralah berkunjung ke dokter hewan.


Menurut Marrinan, mencegah atau menghentikan whisker fatigue pada waktu makan sangatlah mudah. Kamu cukup mengganti mangkuk makanan dan minumannya saja.

Pada waktu makan, sediakan permukaan yang rata, atau mangkuk yang cukup lebar, agar kumis kucing tidak menyentuh sisi mangkuknya.

Dalam keadaan mendesak, cobalah menyajikan makanan kucing di piring kertas biasa. Untuk mangkuk minum, pertimbangkan air mancur kucing.

Marrinan tidak menampik, beberapa pemilik kucing percaya bahwa solusi lain dari whisker fatigue adalah memotong kumis kucing. Namun, hal ini sebaiknya dihindari.

“Memotong kumis akan menghilangkan ekspresinya, meredupkan persepsinya, dan secara umum membuat kucing bingung dan mengganggu mereka. Saya tidak menyarankan memotong kumis kucing,” tegas Marrinan.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/11/14/113300576/mengenal-whisker-fatigue-yang-terjadi-pada-kucing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke