JAKARTA, KOMPAS.com - Peria atau pare (Momordica charantia) merupakan tanaman sayur yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Meskipun memiliki rasa yang pahit, namun pare memiliki banyak penggemar.
Di samping itu, buah pare juga ternayat mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Di Indonesia, pare biasa diolah dalam masakan atau dimakan sebagai lalapan.
Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (29/4/2022), tanaman pare cenderung mudah ditanam. Akan tetapi, Anda juga perlu mewaspadai munculnya hama tanaman, salah satunya adalah lalat buah (Dacus cucurbitae Coq).
Lalat buah adalah serangga yang suka menyerang buah-buahan, berwarna kuning kecoklatan dan tubuhnya mirip dengan tawon atau lebah. Lalat buah yang menyerang buah pare adalah lalat buah dewasa yang berjenis kelamin betina.
Adapun lalat buah jantan sama sekali tidak mengganggu tanaman. Lalat buah betina dewasa ketika memasuki masa reproduksi akan menyimpan telur-telurnya di dalam buah pare.
Telur-telur tersebut dalam beberapa hari akan menetas dan menjadi larva berbentuk seperti ulat-ulat kecil berwarna putih.
Akibat yang ditimbulkan dari serangan lalat buah adah buah akan mengalami salah bentuk atau gugur sebelum masak. Organisme pembusuk biasanya akan masuk melalui luka dan menyebabkan kualitas buah menjadi sangat rendah.
Telur lalat buah berbentuk oval dengan panjang 1,2 mm dan lebarnya 0,2 mm. Lalat buah meletakkan telurnya di luar kulit buah pada kedalaman kira-kira 6 mm.
Gejala serangan adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Tampak luar daging buah sehat, tetapi setelah dibuka terlihat daging buah penuh dengan belatung.
Cara mengendalikan hama lalat buah pada tanaman pare
Ada beberapa cara mengendalikan hama lalat buah pada tanaman pare, antara lain sebagai berikut.
1. Metode pembungkusan
Cara pengendalian lalat buah ini adalah dengan membungkus tanaman pare pada waktu buah pare masih berukuran sebesar kurang lebih batang korek api dengan menggunakan plastik atau daun pisang yang telah kering (klaras).
Pembungkusan ini sebaiknya dilakukan sejak buah masih kecil dan belum terdapat tanda-tanda serangan, sedangkan buah yang sudah terlanjur terserang harus dipetik dan dibuang.
Pembungkusan dilakukan menggunakan plastik rol atau semacam plastik es, akan tetapi berukuran agak besar dengan diameter sekitar 10 cm dan berukuran panjang.
Potong-potong plastik kira-kira seukuran buah pare, ikat salah satu ujungnya, kemudian bungkuskan pada buah pare dan ikat rapat bagian atasnya menggunkan tali rafia, sedikit lubangi bagian ujung bawah agar air tidak tertinggal pada saat musim hujan.
Cara pembungkusan ini lebih ekonomis dan ramah lingkungan, karena setelah buah pare dipanen, plastik pembungkusnya dapat kembali digunakan.
2. Metode pemasangan perangkap lalat buah
Perangkap lalat buah yang digunakan berupa lem atau perekat yang dirancang khusus untuk menangkap jenis serangga pengganggu tanaman.
Cara kerja lem perangkap lalat buah adalah memberikan aroma yang menarik perhatian lalat buah untuk mendekat pada lem tersebut, dengan jangkauan yang cukup luas, sehingga sangat efektif dalam mengendalikan kerusakan buah akibat pengaruh serangan lalat buah, baik pada saat pembesaran maupun proses matang buah.
Selain lalat buah, lem lalat ini juga dapat digunakan untuk menangkap kutu, thrips dan kupu-kupu.
Cara aplikasinya adalah dengan mengoleskan larutan lem lalat buah secara merata pada bahan seperti plastik (misalnya gelas atau botol plastik) atau seng (bukan kayu) secara merata (tanpa diencerkan), kemudian gantungkan di dekat lokasi budidaya tanaman buah.
Dosis lem lalat yang digunakan sekitar 250-300 ml per hektar. Sistem kerjanya yaitu serangga yang dimaksud seperti lalat buah akan tertarik mendekati dan ketika tersentuh benda yang sudah diolesi lem akan lekat pada benda tersebut karena lem tersebut mengandung perekat yang sangat kuat.
https://www.kompas.com/homey/read/2022/04/29/034500276/cara-mengendalikan-lalat-buah-penyebab-buah-pare-rontok-sebelum-masak