Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Scabies dan Jamur pada Kucing Berbeda, Kenali Keduanya

Namun, tidak sedikit cat owner kerap keliru dalam mengindentifikasi kedua jenis penyakit kulit tersebut, yang mana scabies sering dianggap sebagai jamur.

Agar kamu tidak salah dalam mengindetifikasi scabies maupun jamur, pada artikel ini akan dibahas mengenai perbedaan keduanya, mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahan.

Apa beda scabies dan jamur?

Menurut Mirza Yusa, dokter hewan dan Ketua Kodiklat Indonesian Cat Association (ICA), Aceh,  scabies merupakan jenis penyakit kulit pada kucing yang disebabkan oleh parasit atau tungau bernama Sarcoptes scabiei.

Pengaruh dari kucing yang sering menggaruk akibat gejala gatal-gatal bisa menimbulkan infeksi sekunder, yakni infeksi baru atau infeksi bakteri.

"Dari infeksi tersebut terbentuklah seperti keropeng-keropeng (luka) di kulit, itu yang dinamakan scabies," jelas dokter hewan Mirza ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/3/2022).

Sementara, jamur pada kucing biasa dikenal ring worm maupun dermatophytosis, yang disebabkan oleh kelompok jamur dermatophytes.

Meski scabies dan jamur merupakan penyakit kulit berbeda, keduanya sama-sama menular dari hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).


Gejala maupun ciri-ciri scabies dan jamur

Dokter Mirza menjelaskan bahwa kucing yang mengalami scabies biasanya mengalami gejala gatal sejak awal tungau masuk, yang mana kondisi gatalnya bisa semakin parah pada malam hari.

Sementara kucing yang terkena jamur akan jarang mengalami gatal pada saat awal terkena.

Jika penyakit jamur sudah lama, biasanya muncul ketombe yang mana itu membuat kucing sekali-sekali menggaruk dan bisa mengakibatkan luka serta infeksi juga.

Namun, infeksi yang terjadi akibat jamur berbeda dengan scabies. Infeksi yang terjadi akibat scabies umumnya korengan-korengannya lebih kasar.

Sementara infeksi akibat jamur lebih halus, kalaupun ada luka, itu tidak sampai membuat korengan yang besar.

Kucing yang terkena jamur biasanya akan merasa gatal di bagian kepala, wajah, telinga. Gatal akibat jamur biasanya menjalar yang mengakibatkan bulunya terus rontok.

"Namun, jika bukan karena jamur, yang mana disebabkan oleh alergi ataupun parasit yang lain, biasanya bulu yang rontok lompat-lompat (berpindah-pindah), tidak menjalar," tambah dokter Mirza.

Pengobatan scabies dan jamur

Ketika kucing terkena scabies, terlebih kondisinya sudah parah, pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pemilik kucing harus sabar.

Apabila kondisi kucing yang terkena scabies sudah parah (muncul infeksi sekunder akibat sering menggaruk), lebih baik untuk dibawa ke dokter hewan.

Dokter hewan akan meresepkan obat scabies, antibiotik, dan antialergi. Dan bila diperlukan, tahap terakhir pengobatannya adalah dengan disuntik parasit atau suntik scabies.

Namun, ketika kucing baru terkena scabies (kondisinya belum parah), pengobatannya mungkin masih bisa dengan salap scabies yang dioleskan pada malam hari.

Lalu, pengobatan untuk kucing yang terkena jamur juga memerlukan penanganan dokter hewan untuk pemeriksaan jenis jamur.

Setelah itu dokter juga akan meresepkan obat-obatan jamur yang kemungkinan juga dikombinasikan dengan salep maupun krim jamur.


Pencegahan scabies dan jamur

Untuk mencegah kucing terkena scabies maupun jamur, dokter Mirza menyarankan untuk memisahkan kucing dengan kucing lain, terutama kucing yang teridentifikasi mengalami scabies dan jamur.

Selain itu, pemilik kucing juga perlu memastikan dirinya aman dan bersih, karena mungkin saja ia baru saja memegang kucing yang terpapar scabies maupun jamur.

Solusi untuk mencegah kucing scabies dan jamur juga bisa dengan memandikannya dengan sampo parasit, minimal seminggu sekali.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/03/14/150700276/scabies-dan-jamur-pada-kucing-berbeda-kenali-keduanya

Terkini Lainnya

Tips Membersihkan Lantai Marmer agar Tetap Kinclong dan Menarik

Tips Membersihkan Lantai Marmer agar Tetap Kinclong dan Menarik

Do it your self
3 Cara Menghilangkan Noda Cat di Kaca Jendela

3 Cara Menghilangkan Noda Cat di Kaca Jendela

Do it your self
Cara Mengecat Plafon Rumah agar Terlihat Lebih Menarik

Cara Mengecat Plafon Rumah agar Terlihat Lebih Menarik

Do it your self
6 Perlengkapan Dapur yang Harus Ada di Rumah

6 Perlengkapan Dapur yang Harus Ada di Rumah

Home Appliances
Cara Menangkap Tikus dengan Mudah dan Efektif

Cara Menangkap Tikus dengan Mudah dan Efektif

Do it your self
Cara Membuat Perangkap Lalat Menggunakan Botol Bekas

Cara Membuat Perangkap Lalat Menggunakan Botol Bekas

Do it your self
Cara Menghilangkan Noda Makeup di Pakaian

Cara Menghilangkan Noda Makeup di Pakaian

Do it your self
Cara Memperbanyak Tanaman Lavender, Bisa dengan Stek Batang

Cara Memperbanyak Tanaman Lavender, Bisa dengan Stek Batang

Pets & Garden
Cara Mencuci Jaket Kulit dengan Benar

Cara Mencuci Jaket Kulit dengan Benar

Do it your self
Belanja Ikan Hias di Pameran Nusatic 2024, Bisa Bawa Anabul

Belanja Ikan Hias di Pameran Nusatic 2024, Bisa Bawa Anabul

Pets & Garden
Cara Membuat Kompos dari Sampah Dapur, Bisa Dilakukan di Rumah

Cara Membuat Kompos dari Sampah Dapur, Bisa Dilakukan di Rumah

Pets & Garden
Cara Membersihkan Debu di Ventilasi Udara dengan Mudah

Cara Membersihkan Debu di Ventilasi Udara dengan Mudah

Do it your self
6 Tanaman Berwarna Gelap yang Dapat Ditanam di Rumah

6 Tanaman Berwarna Gelap yang Dapat Ditanam di Rumah

Pets & Garden
6 Ide Desain Dapur yang Tak Lekang oleh Zaman

6 Ide Desain Dapur yang Tak Lekang oleh Zaman

Decor
11 Makanan yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, Ini Alasannya

11 Makanan yang Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, Ini Alasannya

Housing
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke