Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kualitas Air Rumah Tangga di Indonesia Buruk, Ini Cara Memurnikannya

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah penemuan cukup mengejutkan dari United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) baru-baru ini mengungkapkan tentang kualitas air minum rumah tangga di Indonesia.

Data itu menunjukkan bahwa hampir 70 persen dari 20 ribu sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia tercemar limbah tinja.

Data hasil studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia) 2020 ini menjelaskan, air minum yang terkontaminasi limbah tinja dapat menyebabkan penyakit diare dan penyebab utama kematian balita.

Di samping itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Viessmann, kondisi air di 10 dari 24 provinsi di Indonesia sangat tercemar bakteri E. coli dan zat berbahaya lainnya, di antaranya coliform, klorin, dan logam berat seperti merkuri, besi, juga arsenik.

Product Owner Southeast Asia Solutions, Viessmann, Dario Damati, menerangkan, salah satu solusi menjaga kualitas air rumah terbebas dari kontaminan adalah menggunakan alat pemurni air.

“Zat-zat yang tidak terlihat di dalam air ini memiliki dampak negatif yang mungkin tidak disadari orang lain. Kami menawarkan solusi dengan produk kami yang didesain menggunakan teknologi Jerman,” ujar Damati dalam konferensi pers virtual Viessmann, Rabu (23/2/2022).

Damati melanjutkan, alat pemurni air ini dapat meningkatkan kualitas air. Adapun kualitas air yang baik dapat menjaga keawetan perabotan rumah tangga seperti mesin cuci.

Sebaliknya, air berkualitas buruk dapat merusak perabotan rumah tangga seperti menyebabkan karat.

Air keran yang telah dimurnikan dengan alat pemurni air ini dapat dikonsumsi langsung. “Bisa membuat air keran di rumah menjadi layak untuk diminum. Kita bisa menghemat banget untuk tidak perlu selalu membeli air galon atau air kemasan untuk minum,” tutur Damati.

Damati mengungkapkan, pihaknya sempat mengadakan survei tentang air di Indonesia melalui sebuah mitra lokal pada awal 2022.

Adapun survei ini dilakukan untuk membuktikan kinerja salah satu produknya, yakni Vitopure seri S4 dan S4-RO—memungkinkan air keran untuk diminum layaknya air galon atau air kemasan.

Dalam data yang dipaparkan Damati, dua seri produk tersebut terbukti mampu membuat air keran memenuhi standar layak minum.

“Air minum tidak boleh memiliki tingkat kekeruhan di atas 5,0 nephelometric turbidity unit (NTU). Sedangkan seri S4 dan S4-RO kami mampu menyaring hingga 0,56 NTU,” ungkap Damati.

Survei ini juga menunjukkan bahwa tingkat pH juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan guna menjaga kualitas air.

Dua seri produk itu mampu menjaga air pada tingkat pH 7,29-2,58. Artinya, tingkat pH air berada dalam lingkup aman standar layak minum.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/02/23/221200476/kualitas-air-rumah-tangga-di-indonesia-buruk-ini-cara-memurnikannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke