Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab hingga Cara Mengatasi Kucing yang Pemarah dan Agresif

JAKARTA, KOMPAS.com- Banyak orang lebih memilih anjing daripada kucing karena mereka percaya kucing memiliki karakter yang berubah-ubah.

Orang umumnya menggambarkan kucing sebagai orang yang mencintai kebebasannya. Namun, terkadang kemandirian ini mungkin berbatasan dengan ketidakpedulian atau agresivitas.

Sebagian besar perilaku agresif terjadi ketika hewan tersebut stres atau merasa berada dalam bahaya. Dalam situasi ini, tidak banyak yang bisa dilakukan pemilik kucing.

Sebaliknya, penting untuk mengenali tanda dan penyebab kemarahan kucing Anda. Melansir dari My Animals pada Kamis (18/11/2021) berikut ini cara menghadapi kucing pemarah dan galak.

Cara mengenali kucing yang marah

Pertama, kita harus ingat bahwa kucing kurang jinak daripada anjing. Akibatnya, situasi bahaya, stres, atau ketidakpastian, kucing cenderung bereaksi dengan cara yang lebih mirip dengan hewan liar daripada hewan peliharaan.

Perilaku tertentu yang tampaknya tidak berbahaya dapat menyebabkan respons yang tidak menyenangkan.

Anak kecil, misalnya, cenderung bermain dengan ekor kucing atau memperlakukannya dengan kasar. Ini bisa membuat kucing merasa stres.

Akibatnya, mereka mungkin bereaksi terhadap "ancaman". Berikut ini tanda ketika kucing sedang marah:u

Sebuah studi baru-baru ini menyoroti hubungan antara penyapihan dini pada kucing dan perkembangan perilaku marah.

Penyapihan dini juga dapat menciptakan beberapa perilaku stereotip, seperti gerakan kucing yang berulang-ulang yang tidak memiliki fungsi.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini melihat konsekuensi dari menyapih kucing yang berusia kurang dari 12 minggu.

Mereka bekerja dengan 5.726 kucing yang terdiri dari empat ras berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing yang disapih pada usia delapan minggu lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif daripada perilaku ketakutan.

Faktanya, kucing yang disapih setelah 14 minggu tampak kurang tegang di sekitar orang asing dan memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk mengembangkan pola perilaku tertentu.

Temuan ini menunjukkan bahwa menyapih setelah 14 minggu adalah pilihan terbaik untuk hewan.

Kami mendefinisikan penyapihan tidak hanya berhenti untuk menyusui, tetapi juga memisahkan anak kucing dari induknya.

Kucing liar biasanya menghabiskan empat hingga delapan minggu bersama induknya. Namun, kucing domestik biasa biasanya menghabiskan empat bulan bersama induknya sebelum menjadi mandiri.

Imprinting adalah periode sosialisasi yang dihabiskan anak kucing dengan ibu mereka penting untuk perkembangan neurologis dan sosial mereka selanjutnya.

Banyak masalah yang berkembang pada hewan peliharaan di masa dewasa sebenarnya berasal dari penyapihan dini.

Selama minggu pertama kehidupan, induk kucing merangsang anak kucing untuk mengembangkan refleks tertentu yang penting untuk fungsi tubuh.

Dia mendorong mereka untuk pindah dan menemukan dotnya. Induk bahkan akan merangsang peritoneum untuk memperlancar buang air besar.

Jika kucing tidak disapih dengan benar, serangkaian sindrom dapat terjadi misalnya, trauma berpisah dengan pemiliknya, hiperaktif, hingga stres dan gelisah dengan suara-suara tertentu. Hal ini akan menjadikan kucing tumbuh sebagai pemarah dan agresif.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/11/18/145000876/penyebab-hingga-cara-mengatasi-kucing-yang-pemarah-dan-agresif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke