Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada! Ini 7 Infeksi dari Kucing yang dapat Menular ke Manusia

JAKARTA, KOMPAS.com--Meskipun kucing umumnya aman, kontak dengan kucing, termasuk gigitan dan cakaran kucing, dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Kamu bisa saja terpapar infeksi dari kucing, untuk itu penting bagimu untuk memahami potensi infeksi dan cara agar tetap aman.

Selain itu, bawalah kucing ke dokter hewan secara rutin, agar kucing tetap sehat dan aman menjalin kontak denganmu dan keluarga.

Berikut adalah beberapa infeksi yang bisa ditularkan oleh kucing pada manusia seperti dilansir dari Verywell Health, Rabu (18/8/2021).

1. Kurap

Kucing bisa terkena kurap (dermatophysis), yang merupakan jamur (bukan cacing). Untuk kucing, infeksi ini menyebabkan bercak bersisik muncul di kulit, tetapi bercak tersebut mungkin tidak terlihat karena ditutupi dengan rambut. Pada manusia, kurap menyebabkan bercak bersisik, merah, berbentuk cincin pada kulit.

Seorang anak yang kontak dengan kucing yang menderita kurap dapat dengan mudah tertular, dan ini adalah infeksi paling umum yang sering dikeluhkan ke dokter hewan.

Kucing menyebarkan kurap lebih sering daripada anjing. Infeksi jamur ini lebih mungkin menyerang anak kucing, kucing yang lebih tua, atau kucing yang sakit.

Kucing berbulu panjang atau kucing yang hidup dengan banyak kucing lain juga berisiko lebih tinggi.

2. Salmonella (Typhoid kucing)

Kucing dapat menyebarkan salmonella ke manusia. Infeksi ini dapat menyebabkan demam, sakit perut, muntah, diare, dan gejala lainnya pada manusia.

Kucing mungkin tidak memiliki gejala salmonella, jadi pemilik kucing mungkin tidak menyadari risikonya.

Kucing dianggap berisiko terkena salmonella dari burung yang mereka tangkap. Hal ini juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi.


Misalnya, wabah salmonella pada manusia dikaitkan dengan makanan kering kucing (dan anjing). Penyakit ini menyerang anak-anak kecil di rumah tempat kucing dan anjing diberi makan di dapur.

Sangat penting untuk berhati-hati dengan kotoran kucing. Kucing dan kotoran kucing dapat membawa penyakit diare yang menyerang manusia tanpa tanda-tanda yang mempengaruhi kucing, infeksi ini termasuk campylobacter, giardia, dan cryptosporidium.

Kucing dapat menyebarkan Toksoplasmosis, infeksi parasit, ke manusia. Infeksi biasanya sembuh sendiri. Mungkin terasa seperti flu dan menyebabkan kelenjar bengkak.

Pada beberapa orang, itu dapat menyebabkan penglihatan kabur jangka panjang dan sakit mata. Jika infeksi ini baru didapat selama kehamilan, hal itu dapat menyebabkan cacat lahir yang serius.


Infeksi ini dapat menjadi sangat serius bagi orang-orang yang sistem kekebalannya lemah, dan dapat menyebabkan infeksi otak pada orang-orang yang mengidap AIDS.

Satu penelitian kecil menunjukkan bahwa infeksi dapat dikaitkan dengan efek psikologis pada manusia.

Kucing adalah bagian dari siklus hidup parasit. Jika mereka adalah pembawa (sering didapati pada anak kucing), mereka akan menularkan Toxoplasma gondii di tempat kotoran kucing.

Kamu bisa tertular infeksi ini dengan makan tanpa mencuci setelah membersihkan kotoran kucing.

Infeksi dapat menyebar dari tangan seseorang melalui daging, sayuran, atau makanan lain jika kotoran yang terkontaminasi dari kotoran kucing tidak dibersihkan.

4. Demam Q

Demam Q adalah infeksi yang jarang terjadi, pada tahun 2017, 153 kasus akut dan 40 kasus demam Q kronis dilaporkan di Amerika Serikat.

Mungkin setengah dari mereka yang terinfeksi tidak memiliki gejala apa pun. Infeksi ini dapat menyebabkan demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri tubuh, dan sakit perut. Infeksi ini bisa jadi serius dan dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi katup jantung, meskipun sangat jarang.

Ini disebabkan oleh infeksi bakteri karena Coxiella burnetii. Bakteri dapat terhirup dengan debu di udara, dan menyebar ketika induk kucing yang terinfeksi melahirkan.

5. Influensa

Kamu bersin, kucingmu bersin. Ada kemungkinan kecil, kecil sekali kucing tertular apa yang kamu derita, tetapi biasanya, kucing tidak sakit flu dengan cara yang sama seperti yang dialami manusia.

Satu penelitian di Ohio menunjukkan bahwa 62% dari 400 kucing domestik yang diuji menunjukkan tanda-tanda flu.

Pandemi H1N1 menginfeksi 30% kucing domestik yang diteliti di Cina Utara. Namun, ini belum terbukti memiliki efek nyata pada pemilik kucing.

Seekor kucing mungkin menggunakan halaman belakang sebagai tempat membuang kotoran. Akibatnya, telur cacing Toxocara (Toxocara cati) dapat terlepas ke dalam tanah. Mungkin 1 dari 4 kucing membawa infeksi ini.

Manusia, terutama anak-anak, mungkin secara tidak sengaja memasukkan tangan ke dalam mulut setelah menyentuh kotoran yang terkontaminasi.

Kebanyakan orang yang terpapar tidak mengalami gejala. Tetapi paparan dapat menyebabkan Migran Larva Visceral, dengan cacing menyebar secara internal (dan menyebabkan tingkat sel darah eosinofil yang tinggi).

Infeksi juga dapat menyebabkan Migran Mata Visceral, yang mengakibatkan kehilangan penglihatan dan kerusakan mata.

7. Tuberkulosis (TB Kucing)

Ini sangat, sangat jarang, tetapi pernah dilaporkan. Pada tahun 2014, 2 orang di Inggris


menderita Tuberkulosis (TB) aktif dan 2 orang ditemukan menderita TB laten (tidak ada penyakit aktif meskipun ada bakteri di dalam tubuh) dari paparan kucing.

Beberapa penyakit kucing memiliki nama yang mirip dengan penyakit manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit pada manusia.

Feline Immunodeficiency Virus (FIV) dan Feline Leukemia Virus (FeLV), misalnya, terdengar seperti penyakit manusia tetapi ini sebenarnya penyakit kucing.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/08/18/215848876/waspada-ini-7-infeksi-dari-kucing-yang-dapat-menular-ke-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke