JAKARTA, KOMPAS.com- Saat kucing sakit, mereka cenderung memberikan tanda-tanda lewat perilaku yang tidak biasa.
Beberapa kucing menjadi lebih pendiam dari biasanya, kurang nafsu makan, batuk, juga muntah. Gejala lain yang sering menjadi pertanda kucing mengalami penyakit ialah muntah busa.
Nah, apakah kucing peliharaan sering muntah dan mengeluarkan busa putih? Jika hal ini berlangsung berturut-turut, sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan.
Melansir dari The Spurce Pets, Kamis (12/8/2021), berikut ini beberapa penyebab kucing muntah busa.
Gangguan pencernaan
Sama dengan manusia, pencernaan kucing menghasilkan cairan dan asam pada lambung. Jika kucing terlambat makan, kemungkinan gas dalam perut akan menumpuk dan mengiritasi perut.
Hal ini menyebabkan kucing mual dan muntah, biasanya kucing akan memuntahkan busa berwarna kuning atau putih.
Jika dokter hewan mendiagnosa kucing mengalami masalah gangguan pencernaan, biasanya akan disarankan untuk memberi makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering untuk mengurangi penumpukan asam lambung.
Bola bulu
Secara alami, kucing akan menjilati bulunya sebagai bentuk merawat diri, sering kali bulu-bulu ini tertelan dan masuk ke pencernaan kucing.
Terkadang, bulu menumpuk dan susah keluar dari perut kucing sehingga menyebabkan kucing memuntahkannya dalam bentuk busa untuk menarik bulu keluar.
Menyikat gigi kucing secara rutin dapat membantu menyingkirkan bulu dan menghindari kucing dari tersedak bulu.
Radang Perut
Jika kucing suka sekali mengunyah sesuatu tidak seharusnya dimakan, kemungkinan perutnya akan teriritasi. Saat hal ini, terjadi biasanya kucing akan mengalami muntah busa berwarna putih dan mengandung darah.
Kucing juga akan mengalami penurunan nafsu makan, lesu, dan dehidrasi. Jika sudah demikian, sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Sindrome iritasi usus
Penyebab kucing muntah busa yang paling umum adalah sindrom iritasi usus atau radang usus. Biasanya, kucing yang mengalami radang usus akan mengalami diare dan dekompensasi kronis.
Jika dokter hewan mencurigai kucingmu mengalami radang usus, biasanya akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis dan penanganan tepat.
Meski penyakit ini umumnya menyerang anjing dan manusia, kucing peliharaan juga bisa menderita pankreatitis.
Biasanya, penyakit ini dibarengi dengan penyakit lain seperti penyakit gastrointestinal, penyakit hati, dan diabetes.
Selain mengalami muntah, ciri lain kucing mengalami pankreatitis adalah lesu, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, penurunan berat badan, suhu tubuh rendah, penyakit kuning, demam, juga sakit perut.
Segeralah bawa kucing ke dokter hewan. Dokter akan memberikan terapi cairan dan obat-obatan.
Insufisiensi hati
Kucing yang menderita penyakit hati dapat menunjukkan berbagai gejala yang tidak spesifik seperti muntah, kurang nafsu makan, atau penurunan berat badan.
Selain itu, gejala yang lebih parah seperti penyakit kuning atau menguningnya kulit dan sklera (bagian putih mata).
Sebaiknya, segera bawa kucing ke dokter hewan untuk mendapat perawatan yang tepat. Dokter akan melakukan treatment untuk meredakan gejalanya dan membuat kucing merasa lebih baik.
Diabetes
Sama dengan anjing dan manusia, kucing yang mengalami penyakit diabetes akan sering sekali buang air kecil dan lebih sering minum.
Selain itu, kucing akan perlahan kehilangan berat badan dan menjadi lebih kurus. Jika kamu menemukan tanda-tanda diabetes pada kucing, sebaiknya segeralah bawa ke dokter hewan.
Tergantung pada tingkat keparahan diabetes kucing, dokter mungkin akan melakukan terapi insulin atau melakukan perubahan pola makan sederhana.
Insufisiensi ginjal
Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah penyakit yang sangat umum dialami kucing yang sudah berusia cukup tua.
Biasanya, penyakit ini ditandai dengan dehidrasi, kehilangan nafsu makan, serta perubahan tekstur dan tampilan bulu. Jika kucing mulai menunjukkan gejala insufisiensi ginjal, segera bawa kucing ke dokter hewan.
Hipertiroidisme
Selain penyakit ginjal, penyakit tiroid juga sering kali menyerang kucing yang sudah tua. Selain muntah, gejala lain ialah penurunan berat badan meski makan masih dalam jumlah normal, diare, dan peningkatan buang air kecil.
Biasanya, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa tiroid dan hormon kucing.
Parasit
Jika anak kucing belum diberikan obat cacing dan sering kali muntah serta diare, ini bisa menjadi pertanda infeksi parasit. Biasanya, dokter akan memeriksa sampel kotoran kucing dan meresepkan obat cacing.
https://www.kompas.com/homey/read/2021/08/12/204500876/10-penyebab-kucing-muntah-busa-dan-cara-mengatasinya