Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat, Ini 3 Penyakit Mental pada Kucing

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki tingkah laku yang menggemaskan, ternyata kucing dapat terserang penyakit mental.

Penyakit mental yang dikaitkan dengan gangguan perilaku dan terbukti pada manusia, dapat terjadi juga pada hewan.

Dilansir dari My Animals, Kamis (19/5/2021), gejala umum penyakit mental pada kucing adalah stres, depresi, dan epilepsi. Ketiga penyakit ini memiliki perawatan dan gejala yang berbeda, berikut penjelasannya.

1. Stres

Stres pada kucing dapat menyebabkan gangguan serius bagi kesehatannya, karena terus memengaruhi sistem kekebalan dan dapat menyebabkan gangguan makan, alopecia, dan perilaku aneh.

Kucing yang stres bisa menjadi agresif dan menunjukkan perilaku kompulsif serta berulang. Tanda-tanda stres yang jelas lainnya adalah sebagai berikut. 

  • Menolak untuk menggunakan kotak pasir
  • Menandai furnitur di rumah, baik dengan urine dan kuku
  • Hiperaktif
  • Mengeong secara berlebihan
  • Peningkatan atau penurunan perawatan pada tubuhnya, seperti menjilat yang berlebihan bisa menimbulkan bintik-bintik kebotakan pada kulit yang dikenal dengan istilah psychogenic alopecia.

Beberapa penyebab umum kucing stres dapat berupa perubahan rutinitas mereka, kedatangan hewan lain di rumah, atau lingkungan yang buruk.

2. Depresi

Depresi adalah penyakit mental pada kucing yang umum dan sering kali luput dari perhatian. Kucing adalah hewan yang sangat sensitif dan perubahan apa pun dapat memengaruhi hidupnya lebih dari yang Anda kira.

Gejala depresi pada kucing dapat tak terlihat dengan kebiasaan kucing yang tenang. Namun, Anda tidak boleh mengabaikannya, karena depresi dapat sangat memengaruhi kesehatannya.

Beberapa tanda penyakit ini adalah sebagai berikut. 

  • Tidur lebih lama dari biasanya
  • Apatis, yakni mungkin kehilangan minat pada lingkungannya, berhenti berinteraksi dengan benda, hewan lain, atau manusia
  • Berhenti merawat diri
  • Tidak menggunakan kotak pasir kotoran
  • Sulit dipahami atau mudah tersinggung saat Anda mencoba berinteraksi dengan mereka

Anda perlu berkonsultasi dengan dokter hewan jika menurut Anda kucing mengalami depresi.

Seringkali, stres dan depresi dapat diatasi dengan memberikan perhatian khusus pada lingkungan hewan.

3. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan neurologis yang menghasilkan gejala kejang sementara. Kejang tidak selalu identik dengan epilepsi, karena dapat muncul akibat penyakit endokrin, metabolik, atau kardiovaskular, serta nyeri akut.

Berikut beberapa penyebab epilepsi pada kucing. 

  • Feline Leukemia Virus (FeLV)
  • Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
  • Toksoplasmosis
  • Tumor
  • Malformasi

Selain itu, karena gerakan yang tiba-tiba dan berlebihan, pemilik kucing epilepsi cenderung waspada, tetapi tidak terlalu objektif dalam menjelaskan apa yang terjadi pada hewan peliharaannya.

Serangannya biasanya singkat dan tidak berlangsung lebih dari satu menit. Kemudian, setelah berakhir, hewan tersebut tampaknya telah pulih sepenuhnya dan bahkan mungkin dengan cepat pergi mencari sesuatu untuk dimakan.

Jika Anda pernah menyaksikan serangan epilepsi atau kucing Anda pernah mengalami kejang, meskipun hanya sekali, Anda harus pergi ke dokter hewan untuk pemeriksaan neurologis hewan peliharaan Anda.

Meskipun epilepsi dapat diobati dengan pengobatan, penyakit ini tidak pernah sembuh. Namun, pengobatan mengurangi frekuensi kejang dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi hewan.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/05/20/110200276/catat-ini-3-penyakit-mental-pada-kucing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke