Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Cerdas Mengurangi Jumlah Sampah Lewat Rutinitas Sehari-hari

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan zero waste atau tanpa sampah terus digaungkan hingga sekarang. Bahkan gerakan ini diharapkan bisa menjadi gaya hidup berkelanjutan.

Menjalani gaya hidup tanpa sampah menjadi tugas berat, terlebih bagi mereka yang baru mengenalnya. Sebab, rasanya sulit untuk tidak menciptakan sampah dari setiap aktivitas atau kehidupan yang dilakukan. 

Namun, dengan tekun menjalani dan terus konsisten, bukan tak mungkin dapat menghasilkan perubahan seiring berjalannya waktu. Sekali pun perubahan yang dilakukan kecil, tapi hal itu dapat memberi dampak besar bagi keberlangsungan lingkungan hidup.

Untuk memulai gerakan tanpa sampah ini, Anda dapat melakukkannya lewat hal-hal kecil terlebih dulu seperti menggunakan produk-produk ramah lingkungan dan meminimalkan sampah dari rutinitas sehari-hari. 

Melansir dari laman Apartmenttherapy, Sabtu (15/5/2021), berikut ini adalah cara cerdas mengurangi jumlah sampah lewat rutinitas sehari-hari. 

Pilih Produk Berkemasan Kertas

Christen Bradbury, pemilik Love the Earth Co. dan ahli lingkungan otodidak, menyarankan hal pertama untuk memulai gaya hidup tanpa sampah adalah memperhatikan kemasan dari produk atau barang yang digunakan sehari-hari.  

Apakah produk kemasan menggunakan kertas atau plastik? Beralih ke pilihan produk dengan kemasan yang benar-benar dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, atau dapat dibuat kompos.

“Misalnya, memilih sabun batangan yang dibungkus dengan karton daripada sabun cair dalam botol plastik, mengisi makanan dan bahan pembersih di toko grosir lokal menggunakan wadah BYO, dan memilih cokelat dibungkus dengan foil bukan plastik,” katanya. 

Hal ini akan membuat Anda mengirim lebih banyak barang ke tempat sampah daur ulang dan menjadikannya sebagai pupuk kompos serta menjaga keberlangsungan bumi dengan mengurangi penggunaaan plastik.  

Waspadai Apa yang Anda Buang

Tahukah Anda bahwa barang-barang seperti baterai, barang elektronik, bola lampu, dan cat dilarang masuk ke tempat pembuangan sampah? Ya, sebab benda-benda itu terlalu berbahaya untuk mencemari tanah dan saluran air. 

Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dengan barang-barang ini, hubungi distrik persampahan di tempat tinggal Anda agar dapat didaur ulang dengan tepat tanpa merusak lingkungan. 

Miliki Tempat Sampah Berbeda 

Mungkin sulit untuk mengingat barang apa yang bisa masuk ke tempat sampah, mana yang bisa didaur ulang, dan apa yang tidak boleh masuk ke tempat sampah. 

Untuk mengatasinya, Josh Prigge, seorang profesional pelestarian lingkungan dan pakar nol sampah selama lebih dari 10 tahun, menyarankan membuat tempat sampah berbeda untuk masing-masing sampah di rumah tangga.

Setidaknya, buat dua tempat sampah. Satu untuk sampah yang bisa didaur ulang, satu lagi untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang. Dengan cara ini, membantu orang-orang di rumah untuk meminimalkan jumlah sampah. 

“Juga pastikan bahwa setiap barang yang berakhir di tempat sampah daur ulang dalam kondisi bersih,” kata Prigge. 

Membuat Kompos dari Sisa Makanan

Natalie Lennick, pendiri Green Wudhu, mengatakan limbah makanan menyumbang 22 persen sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.

Untuk itu, ia menyarankan agar membuat limbah makanan itu sebagai kompos, bukan membuangnya ke tempat sampah. Hal ini dapat berdampak besar pada lingkungan. 

Limbah buah dan sayur, teh dan kopi, sereal, roti, bahkan kertas bisa dicampur bersama untuk membuat kompos di rumah. “Limbah makanan dapat diubah menjadi kompos yang kaya nutrisi untuk taman dan tanaman Anda,” ujarnya. 

https://www.kompas.com/homey/read/2021/05/15/210000276/4-cara-cerdas-mengurangi-jumlah-sampah-lewat-rutinitas-sehari-hari-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke