Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Pemimpin Hamas ke Kairo untuk Bahas Gencatan Senjata

Kompas.com - 01/02/2024, 13:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Pemimpin Hamas diperkirakan berada di Kairo Mesir pada Kamis (1/2/2024) hari ini untuk membahas usulan gencatan senjata di Gaza Palestina.

Pasalnya, hingga saat ini pasukan Israel masih melancarkan serangan atau pemboman udara yang difokuskan di Khan Younis bagian selatan.

Pasukan Israel beranggapan bahwa pemimpin Hamas bersembunyi di daerah tersebut. Meski demikian, banyak korban yang tewas akibat serangan Israel.

Baca juga: Penawaran Gencatan Senjata di Gaza Akan Dikirim ke Hamas

Dikutip dari AFP pada Kamis (1/2/2024), Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza melaporkan ada sebanyak 119 orang tewas dalam serangan malam terakhir.

Dalam laporan terbarunya, PBB melaporkan adanya pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, khususnya di Khan Younis.

Sementara PBB mengatakan 184.000 warga Palestina dari kota tersebut terdaftar untuk menerima bantuan kemanusiaan setelah meninggalkan rumah mereka.

Diketahui, Hamas sedang meninjau proposal untuk gencatan senjata selama enam minggu dalam perangnya dengan Israel, kata sebuah sumber kepada AFP.

Hal itu dilakukan setelah para mediator berkumpul di Paris, sebagai upaya internasional menuju gencatan senjata baru di Gaza.

Ketika upaya mediasi yang dipimpin Qatar dan Mesir semakin intensif, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dijadwalkan berada di Kairo pada Kamis (1/2/2024) hari ini.

Tujuannya untuk membahas proposal gencatan senjata yang disepakati di Paris akhir pekan lalu dengan kepala CIA William Burns.

Baca juga: Hamas Rilis Video 3 Sandera Israel yang Ditahan di Gaza Pasca Keputusan Mahkamah Internasional

Sumber Hamas mengatakan, ada rencana tiga tahap yang akan dimulai dengan penghentian awal pertempuran selama enam minggu, sehingga akan menghasilkan lebih banyak pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.

Untuk pembebasan sandera, hanya perempuan, anak-anak dan laki-laki sakit berusia di atas 60 tahun yang ditahan oleh militan Gaza akan dibebaskan pada tahap tersebut dengan imbalan tahanan Palestina di Israel.

Tahap berikutnya ialah akan ada negosiasi seputar penarikan pasukan Israel, dengan kemungkinan fase tambahan yang melibatkan lebih banyak pertukaran sandera dan tahanan.

Selain itu juga akan dibahas terkait pembangunan kembali wilayah tersebut pasca perang.

Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Hamas juga menyandera sekitar 250 orang. Israel juga mengatakan 132 dari mereka masih berada di Gaza termasuk sedikitnya 29 orang yang diyakini tewas.

Baca juga: Badan PBB Selidiki Staf yang Dicurigai Terlibat Serangan Hamas

Menyusul serangan paling mematikan dalam sejarah Israel, militer Israel kemudian melancarkan serangan udara, darat dan laut yang telah menewaskan sedikitnya 26.900 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com