Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Tutup PLTN, Bagaimana Nasib Limbah Nuklirnya?

Kompas.com - 12/07/2023, 23:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Jens Thurau/DW Indonesia

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman telah menutup PLTN terakhirnya. Namun, masalahnya tidak berhenti sampai di situ. Apa yang harus dilakukan Jerman dengan limbah nuklir dari bekas PLTN?

Sebanyak 20 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang memasok energi ke pusat-pusat listrik di Jerman, kini hanya tinggal kenangan. Tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir di Jerman telah resmi mengakhiri operasinya pada tanggal 15 April lalu.

Bagi Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Steffi Lemke dari Partai Hijau, hari itu menandai tonggak sejarah baru.

Baca juga: China Akan Larang Impor Makanan dari Jepang, Buntut Buang Limbah PLTN Fukushima?

"Saya pikir kita sekarang harus mengerahkan seluruh energi kita untuk mendorong fotovoltaik (energi surya), penyimpanan energi angin, penghematan energi, dan efisiensi energi, serta menghentikan perdebatan yang tidak berguna ini," kata Lemke dalam sebuah wawancara radio baru-baru ini.

Tanggal 15 April itu juga secara efektif mengakhiri perselisihan politik di Jerman yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Mengingat situasi yang tegang di pasar energi akibat invasi Rusia di Ukraina, masih ada suara-suara yang menuntut agar operasional pembangkit listrik nuklir di Jerman diperpanjang.

Menteri Lingkungan Hidup Jerman Steffi Lemke berpendapat bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk bergerak.AP PHOTO/HIRO KOMAE via DW INDONESIA Menteri Lingkungan Hidup Jerman Steffi Lemke berpendapat bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk bergerak.
Masalah limbah

Namun, masalah energi nuklir mungkin masih akan terus menghantui Jerman, karena reaktor-reaktor nuklirnya masih perlu dibongkar dan pembuangan akhir limbah nuklir radioaktifnya juga masih belum jelas.

Jerman hingga kini belum menemukan tempat pembuangan akhir yang aman untuk limbah nuklir. Saat ini, limbah radioaktif itu berada di fasilitas penyimpanan sementara di lokasi-lokasi pembangkit listrik nuklir yang dinonaktifkan.

Tetapi, undang-undang mengharuskan limbah nuklir itu disimpan dengan aman di bawah tanah hingga beberapa ribu tahun ke depan.

"Fasilitas penyimpanan sementara dirancang untuk jangka waktu tertentu," kata Wolfram Koenig, presiden Kantor Federal untuk Keselamatan Pembuangan Limbah Nuklir (BASE), kepada tim DW.

"Fasilitas ini dirancang untuk menjembatani waktu sampai tempat penyimpanan akhir tersedia. ... Yang kami cari adalah struktur geologi di kedalaman, lapisan yang cocok pada sedimen garam, granit atau lempung, yang akan memastikan dalam waktu sangat panjang, tidak ada zat radioaktif yang dapat mencapai permukaan," tambahnya.

Baca juga: Alasan China dan Korsel Khawatir Jepang Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Situs limbah nuklir di Gorleben akhirnya ditinggalkan, setelah beberapa protes keras terjadi pada tahun 2011 silam.BREUEL-BILD via DW INDONESIA Situs limbah nuklir di Gorleben akhirnya ditinggalkan, setelah beberapa protes keras terjadi pada tahun 2011 silam.
Lokasi, lokasi, lokasi

"Limbah radioaktif harus dibuang di bawah tanah”, begitu prinsip yang dianut oleh Jerman dan 30 negara lainnya yang masih atau pernah mengoperasikan PLTN di masa lalu. Tetapi di mana lokasinya?

Sebelumnya, Gorleben yang terletak di Niedersachsen, Jerman timur laut, menjadi lokasi favorit para politisi yang sedang mencari tempat pembuangan limbah nuklir di bawah tanah.

Sayangnya, Gorleben menjadi wilayah yang paling dipenuhi oleh protes keras terhadap energi nuklir. Sehingga beberapa tahun yang lalu, para politisi memutuskan untuk meninggalkan lokasi tersebut.

Kini, pencarian lokasi kembali dilakukan di seluruh wilayah Jerman, dengan lebih dari 90 lokasi yang mungkin akan dipertimbangkan.

"Kami dapat dan harus mengasumsikan bahwa proses pencarian lokasi di Jerman untuk pembangunan tempat penyimpanan akhir itu, akan memakan waktu kurang lebih sama seperti waktu kita menggunakan energi nuklir, yaitu 60 tahun," jelas Koenig.

Sementara itu, pembongkaran 20 PLTN Jerman yang telah dibangun dan dioperasikan, juga bukan pekerjaan yang sebentar. Menurut Koenig, hal itu merupakan tanggung jawab para operator PLTN, dan diperkirakan dapat memakan waktu antara 10 hingga 15 tahun.

Baca juga: Jepang Akan Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut, Indonesia Ikut Buka Suara

Masalah yang memusingkan seluruh dunia

Sejauh ini, ada 30 negara yang megoperasikan PLTN. Sementara Italia, Kazakhstan, dan Lituania juga sudah menutup PLTN-nya. Negara-negara lainnya, termasuk Uni Emirat Arab dan Belarus, justru sedang membangun PLTN baru.

Namun, penyimpanan limbah radioaktif yang permanen dan aman adalah masalah yang belum terselesaikan di mana-mana. Sejauh ini, Finlandia menjadi negara dengan perencanaan paling depan.

Vesa Lakaniemi, kepala administratif di kotamadya Eurajoki, Finlandia selatan, dalam sebuah laporan lembaga penyiaran publik Jerman ARD, berbicara tentang pembangunan fasilitas penyimpanan akhir limbah nuklir di kotanya.

"Siapa pun yang mendapatkan keuntungan dari energi listrik nuklir juga harus bertanggung jawab atas limbahnya. Dan itu yang terjadi di Finlandia," kata Lakaniemi. Ditaksir setidaknya dibutuhkan sekitar3,5 miliar euro (setara Rp 57,7 triliun) untuk biaya konstruksi untuk repositori di kota Eurajoki tersebut", tambahnya.

Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), saat ini ada 422 reaktor nuklir yang beroperasi di seluruh dunia, yang berusia rata-rata sekitar 31 tahun.

"Laporan Status Industri Nuklir Dunia" baru-baru ini mengatakan, meskipun ada beberapa negara yang membangun PLTN baru, tidak ada bukti adanya "kebangkitan energi nuklir".

Pada tahun 1996, sekitar 17,5 persen energi dunia memang dihasilkan dari reaktor nuklir, namun angka tersebut berkurang menjadi hanya di bawah 10 persen pada tahun 2021. Meski begitu, Jerman dalam waktu panjang, akan terus dirongrong warisan limbah radioaktif dari jaman pengoperasian PLTN itu.

Baca juga: Tinggalkan PLTN, Jerman Sambut Energi Masa Depan: Hidrogen

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bagaimana Nasib Limbah Nuklir di Jerman?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Global
Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Global
Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Global
Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Global
Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Global
Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Global
PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

Global
Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Global
PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

Global
[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

Global
Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Global
Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Global
Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Global
Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com