Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peretas Rusia Coba Bobol Password Ilmuwan di Lab Penelitian Nuklir AS

Kompas.com - 07/01/2023, 06:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah tim peretas Rusia yang dikenal sebagai Cold River menargetkan tiga laboratorium penelitian nuklir di Amerika Serikat pada musim panas lalu.

Ini hasil catatan internet yang ditinjau oleh Reuters dan lima pakar keamanan dunia maya.

Antara Agustus dan September, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa Rusia bersedia menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayahnya, Cold River menargetkan Brookhaven (BNL), Argonne (ANL) dan Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (LLNL).

Baca juga: Mantan Presiden Rusia: Fregat dengan Rudal Hipersonik Akan Menyadarkan Musuh

Para peretas membuat halaman login palsu untuk setiap institusi dan mengirim email ke ilmuwan nuklir dalam upaya untuk membuat mereka mengungkapkan kata sandi mereka.

Reuters tidak dapat menentukan mengapa laboratorium menjadi sasaran atau apakah upaya penyusupan berhasil.

Seorang juru bicara BNL menolak berkomentar. LLNL tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara ANL merujuk pertanyaan ke Departemen Energi AS, yang menolak berkomentar.

Cold River telah meningkatkan kampanye peretasannya terhadap sekutu Kyiv sejak invasi ke Ukraina, menurut peneliti keamanan dunia maya dan pejabat pemerintah Barat.

Serangan digital terhadap laboratorium AS terjadi ketika para ahli AS memasuki wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia untuk memeriksa pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa dan menilai risiko bencana radiasi.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-316 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Kirim Kapal Perang ke Samudra Atlantik dan Hindia | Potensi Pertempuran Sengit di Bakhmut

Cold River, yang pertama kali muncul di radar para profesional intelijen setelah menargetkan kantor luar negeri Inggris pada 2016, telah terlibat dalam lusinan insiden peretasan profil tinggi lainnya dalam beberapa tahun terakhir, menurut wawancara dengan sembilan perusahaan keamanan siber.

Reuters melacak akun email yang digunakan dalam operasi peretasannya antara tahun 2015 dan 2020 ke seorang pekerja TI di kota Syktyvkar, Rusia.

"Ini adalah salah satu grup peretasan terpenting yang belum pernah Anda dengar," kata Adam Meyers, wakil presiden senior intelijen di perusahaan keamanan siber AS CrowdStrike.

"Mereka terlibat langsung mendukung operasi informasi Kremlin," tambahnya.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Bocah Vietnam Terjebak di Lubang Pilar Beton Meninggal | Ukraina Klaim Tewaskan 800 Tentara Rusia

Pejabat Barat mengatakan pemerintah Rusia adalah pemimpin global dalam peretasan dan menggunakan spionase dunia maya untuk memata-matai pemerintah dan industri asing untuk mencari keunggulan kompetitif.

Namun, Rusia secara konsisten membantah melakukan operasi peretasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com